Saham konsep Trump, American Bitcoin, anjlok lebih dari 50% dalam 30 menit setelah berakhirnya masa lock-up

Perusahaan penambangan kripto American Bitcoin Corp., yang didirikan bersama oleh Eric Trump, mengalami flash crash harga saham. Setelah masa lock-up saham perusahaan berakhir pada Selasa minggu ini, sejumlah besar saham terbatas dilepas ke pasar, menyebabkan harga saham anjlok lebih dari 50% hanya dalam waktu kurang dari 30 menit dan berkali-kali memicu penghentian perdagangan. Meski penurunan kemudian sedikit mereda, saham tetap ditutup anjlok 35% di level 2,33 dolar AS. Kejatuhan ini terjadi di tengah penurunan harga saham perusahaan lebih dari 60% dari puncak September, mengungkap risiko volatilitas besar yang muncul dari tekanan ganda “konsep selebritas” dan “pembukaan lock-up saham” di tengah lesunya pasar kripto secara keseluruhan.

Rekaman Flash Crash: Akhir Lock-up, Gelombang Jual Panik Meledak Seketika

Pasar kembali menyaksikan dahsyatnya efek ketika gerbang likuiditas dibuka. Pada Selasa ini, saham American Bitcoin Corp. mengalami aksi jual masif sesaat setelah pembukaan perdagangan. Dalam waktu setengah jam setelah berakhirnya masa lock-up saham terbatas, harga saham merosot tajam dan kapitalisasi pasar menguap lebih dari separuhnya. Volatilitas ekstrem memaksa bursa beberapa kali mengaktifkan mekanisme circuit breaker untuk menenangkan kepanikan pasar. Meski tekanan jual sedikit mereda pada siang hari, hingga pukul 14.30 waktu New York, harga saham masih turun dalam sebesar 35%, bertengger di 2,33 dolar AS.

Pemicu aksi jual ini sangat jelas dan langsung: sejumlah saham yang diterbitkan secara privat sebelum merger dengan Gryphon Digital Mining Inc. memperoleh status bebas diperdagangkan di pasar terbuka pada hari Selasa. Ketika saham milik investor awal dan orang dalam perusahaan tiba-tiba berubah dari “tidak bisa dijual” menjadi “bisa dijual”, keseimbangan suplai dan permintaan pasar pun seketika berbalik arah. Presiden perusahaan, Matt Prusak, sudah mengingatkan dalam pernyataannya: “Kami memperkirakan, seiring saham-saham ini masuk ke pasar dan sebagian investor mengambil untung, volatilitas jangka pendek akan terjadi.” Prediksi ini terbukti secara brutal pada hari itu.

Eric Trump sendiri mengonfirmasi peristiwa unlock ini lewat unggahan di platform media sosial X, seraya mencoba menenangkan pasar: “Saya memegang semua saham American Bitcoin Corp. saya, dan saya 100% berkomitmen memimpin industri ini.” Namun, reaksi pasar jelas jauh lebih realistis dan kejam. Bagi banyak perusahaan kripto yang mayoritas investornya adalah ritel, akhir masa lock-up saham sering kali dianggap sebagai sinyal kuat untuk menjual.

Data Kunci Harga Saham American Bitcoin Corp.

Penurunan Intraday Terbesar: Lebih dari 50% (dalam 30 menit)

Penurunan Penutupan: 35%

Harga Penutupan: 2,33 dolar AS

Penurunan dari Puncak September: Lebih dari 60% (hingga penutupan Senin)

Laba Bersih Kuartal III: 3,5 juta dolar AS

Pendapatan Kuartal III: 64,2 juta dolar AS

Analisis Mendalam: Mengapa “Unlock” Sama dengan “Alarm”?

Bagi investor kripto yang tidak familiar dengan aturan pasar terbuka, mungkin bertanya-tanya: mengapa unlock saham sederhana bisa memicu reaksi pasar yang sedemikian hebat? Jawabannya ada pada perilaku pasar dan psikologi investasi. Pertama, investor awal yang memperoleh saham unlock (umumnya VC, investor private equity, dan orang dalam perusahaan) biasanya memiliki harga beli jauh di bawah harga pasar. Akhir masa lock-up adalah kesempatan pertama mereka secara legal merealisasikan keuntungan besar, sehingga motivasi jual sangat tinggi.

Kedua, investor ritel umumnya melihat akhir masa lock-up sebagai peristiwa negatif. Mereka khawatir aksi jual investor awal akan terus menekan harga, sehingga mereka berebut menjual lebih dulu untuk menghindari kerugian lebih besar. Perilaku “lari duluan” ini justru memperparah penurunan harga dan menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya. Managing Director Clear Street, Brian Dobson, mengatakan aksi jual usai unlock saham sangat lazim di pasar. Dia memperingatkan: “Melihat dampak besar hari ini pada saham, saya yakin investor akan sangat memperhatikan tanggal-tanggal unlock berikutnya.” Namun, ia juga menambahkan, untuk unlock berikutnya para pemegang saham “mungkin akan lebih hati-hati saat melepas saham.”

Secara makro, kejatuhan ini bukanlah kasus terisolasi. Harga saham American Bitcoin Corp. sejak puncak September hingga penutupan Senin sudah turun lebih dari 60%, sejalan dengan harga Bitcoin yang juga merosot lebih dari 25% dari puncak awal Oktober, mencerminkan pasar aset digital sedang dalam siklus koreksi yang dalam. Aset berisiko umumnya tertekan oleh faktor makro, dan sentimen investor terhadap kripto kian memburuk.

Efek Domino: Saham Penambangan dan Koin Konsep Trump Kompak Melemah

Kejatuhan mendadak harga saham American Bitcoin Corp. menimbulkan efek riak yang nyata. Korban pertama adalah perusahaan induk sekaligus pemegang saham utama, Hut 8 Corp. Meski awal tahun ini, American Bitcoin Corp. sempat melonjak karena pengumuman bisnis penambangan baru setelah spin-off dari Hut 8, kini “masalah anak perusahaan” langsung membebani induknya. Harga saham Hut 8 pada Selasa siang sempat turun hingga 15%.

Kedua, gelombang aksi jual ini semakin menyorot rapuhnya aset kripto “konsep keluarga Trump” di kondisi pasar saat ini. Ini bukan sekadar persoalan harga saham satu perusahaan tambang, melainkan problem umum dalam ekosistem yang saling terkait. Aset kripto lain yang terkait Donald Trump Jr. juga menderita kerugian besar. Misalnya, token WLFI dari platform DeFi World Liberty Financial yang terkait Trump, sudah turun lebih dari 30% dari puncak September. Sedangkan ALT5 Sigma Corp., perusahaan treasury aset digital pemegang WLFI, harga sahamnya bahkan anjlok lebih dari 80% dari rekor tertinggi.

Penyusutan nilai besar-besaran ini mengilustrasikan fakta: saat pasar sedang bullish, aura selebritas dan efek narasi mampu menarik perhatian serta modal untuk mendongkrak harga; tapi ketika pasar berbalik menjadi bearish atau koreksi mendalam, “aset konsep” yang minim fundamental dan kurang didukung institusi justru menjadi yang paling dulu dijual dan paling tajam penurunannya. Volatilitas tinggi mereka sangat terasa di tren turun.

Pelajaran Pasar: Logika Investasi Saham Kripto dari “Unlock Crash”

Kasus American Bitcoin Corp. memberikan pelajaran penting bagi investor, khususnya yang bertransaksi saham kripto. Kasus ini menegaskan, selain memperhatikan harga Bitcoin, kekuatan mining, dan pendapatan perusahaan, sangat penting untuk memahami aturan struktural pasar modal seperti masa lock-up saham, rencana penerbitan baru, dan sebagainya. Faktor-faktor “non-operasional” ini bisa mendominasi pergerakan harga dalam jangka pendek.

Bagi investor ritel, ada beberapa poin penting saat menghadapi peristiwa serupa: Pertama, transparansi informasi sangat krusial, pastikan mengetahui jadwal unlock saham perusahaan. Kedua, pahami pola perilaku kolektif pasar agar tidak menjadi korban terakhir saat konsensus sentimen negatif terbentuk. Ketiga, bedakan antara trading jangka pendek dan investasi jangka panjang. Seperti dikatakan Presiden Prusak: “Unlock hanya memengaruhi siapa yang boleh jual beli, bukan aset operasional atau pekerjaan tim kami sehari-hari… Kami tetap fokus memperkuat bisnis dan sangat percaya pada strategi, kinerja, serta nilai jangka panjang yang kami bangun.” Pernyataan ini menyoroti bahwa fundamental bisnis dan volatilitas harga saham di pasar sekunder bisa benar-benar terlepas dalam jangka pendek.

Dari sudut pandang yang lebih luas, peristiwa ini juga mencerminkan “guncangan” dalam proses integrasi industri kripto dengan pasar modal tradisional. Volatilitas tinggi, sentimen emosional, dan efek selebritas—ciri khas dunia kripto—setelah masuk ke bursa saham yang diawasi ketat, menimbulkan reaksi kimia yang unik. Investor perlu menilai aset lintas-sektor ini dengan kerangka yang lebih matang dan komprehensif, baik dari sisi nilai maupun risiko.