Seiring risiko makro dan pengencangan likuiditas yang terus menekan suasana pasar, tren konsolidasi Bitcoin (Bitcoin) yang baru-baru ini memperdalam kekhawatiran pasar terhadap kinerja akhir tahun. Saat ini, harga Bitcoin telah turun sekitar 20% dari puncak historisnya, membutuhkan rebound minimal 10% agar mencapai impas kuartal ini.
Meskipun menghadapi ketegangan geopolitik, risiko penutupan pemerintah AS, dan penurunan likuiditas, beberapa ahli tetap bersikap hati-hati dan optimis terhadap pengembalian positif di kuartal keempat, menganggap data inflasi, ekspektasi penurunan suku bunga yang potensial, dan aliran dana ETF yang stabil sebagai faktor kunci yang akan menentukan keberhasilan Bitcoin dalam “mengembalikan warnanya”.
Bitcoin Menghadapi Konsolidasi: Tantangan Menjelang Akhir Tahun
Setelah mengalami aksi jual, harga Bitcoin terus berada dalam kondisi konsolidasi horizontal, dan pelaku pasar sedang bersitegang dalam debat apakah Bitcoin mampu mengatasi berbagai hambatan untuk menutup tahun ini dengan performa yang kuat. Menurut data dari CoinGecko, Bitcoin telah turun sekitar 20% dari puncak historisnya di 126.080 dolar AS. Penurunan besar yang terjadi pada bulan Oktober sebelumnya, yang memicu likuidasi besar sebesar 19 miliar dolar AS, semakin memperburuk performa Bitcoin.
Memasuki bulan November, suasana “perlindungan” terus berkembang, dan performa Bitcoin dalam sebulan terakhir telah turun sekitar 15%. Sementara itu, pasar saham tradisional juga terkena dampak, dengan indeks Nasdaq yang didominasi teknologi menurun sekitar 3,4% dalam tujuh hari terakhir.
Untuk mencapai impas kuartal ini, harga Bitcoin perlu rebound minimal 10%, sehingga mencapai titik impas 114.000 dolar AS. Hanya dengan menembus level kunci ini, Bitcoin dapat menutup tahun dengan “warna hijau” dan mengakhiri performa tahunan dengan baik.
Risiko Makro dan Geopolitik sebagai Hambatan Utama
Para ahli industri umumnya berpendapat bahwa kondisi harga Bitcoin yang berfluktuasi dalam rentang dan pengencangan likuiditas saat ini terutama disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi makro dan geopolitik.
CEO Republic Technologies Daniel Liu menegaskan, “Dampak perang dagang AS-China terhadap aset risiko termasuk kripto mungkin akan melebihi ekspektasi orang.” Ia menambahkan bahwa risiko penutupan pemerintah AS juga memperburuk keragu-raguan dan sikap menunggu pasar. Sikap hati-hati ini tercermin langsung dalam perilaku pasar dan penurunan likuiditas.
Peneliti utama GreeksLive Adam Chu menunjukkan bahwa berdasarkan data opsi kripto, posisi bullish dan bearish saat ini tidak menunjukkan keunggulan yang jelas, dan pasar secara umum diperkirakan akan tetap dalam rentang konsolidasi.
Selain itu, Adam Chu juga memperingatkan tentang risiko sistemik yang potensial, menyebutkan bahwa “default institusi yang tidak diketahui dapat terjadi kapan saja,” dan berpendapat bahwa “serangkaian default di bidang DeFi dan stablecoin akhir-akhir ini mungkin menjadi pertanda awal krisis.” Pandangan ini mengingatkan investor bahwa, selain mengejar rebound akhir tahun, mereka harus tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya “angsa hitam”.
Kunci Membalikkan Keadaan: Inflasi, Penurunan Suku Bunga, dan Aliran Dana ETF
Meskipun menghadapi banyak tantangan, para ahli tetap yakin bahwa Bitcoin berpotensi menutup tahun ini secara positif, tergantung pada apakah lingkungan makro dapat mengalami perubahan yang menguntungkan.
Chief Analyst Bitget Ryan Lee mengatakan, “Jika data inflasi tetap terkendali dan likuiditas pasar membaik, Bitcoin memang berpotensi menutup kuartal keempat dengan kinerja positif.”
Ia menambahkan bahwa faktor utama termasuk potensi penurunan suku bunga Federal Reserve dan penguatan dolar AS yang melemah, yang diharapkan dapat meningkatkan preferensi risiko pasar. Selain itu, Lee berpendapat bahwa akumulasi berkelanjutan oleh pemegang jangka panjang (Long-Term Holder) dan peningkatan aliran dana ETF dapat dilihat sebagai sinyal positif pemulihan kepercayaan pasar. Terutama, aliran dana institusional melalui ETF yang stabil menunjukkan pengakuan utama terhadap Bitcoin yang terus meningkat, memberikan dasar jangka panjang bagi harga.
Penutup
Pergerakan Bitcoin di kuartal keempat akan menjadi pertarungan antara kondisi makro dan kekuatan internal pasar. Meskipun risiko makro yang beragam dalam jangka pendek membatasi potensi kenaikan, ekspektasi penurunan suku bunga dan aliran dana institusional yang terus berlanjut tetap menyimpan harapan untuk penutupan tahun yang positif. Bagi investor, pengaturan posisi akhir tahun harus memperhatikan data inflasi AS, sinyal kebijakan Federal Reserve, dan aliran dana ETF spot Bitcoin. Konsolidasi pasar saat ini mungkin merupakan proses pengumpulan energi untuk terobosan berikutnya, tetapi peringatan risiko tinggi tetap berlaku.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Akankah Bitcoin Q4 dapat "mengubah bahaya menjadi aman"? Penjelasan ahli tentang tren akhir tahun dan titik balik kunci
Seiring risiko makro dan pengencangan likuiditas yang terus menekan suasana pasar, tren konsolidasi Bitcoin (Bitcoin) yang baru-baru ini memperdalam kekhawatiran pasar terhadap kinerja akhir tahun. Saat ini, harga Bitcoin telah turun sekitar 20% dari puncak historisnya, membutuhkan rebound minimal 10% agar mencapai impas kuartal ini.
Meskipun menghadapi ketegangan geopolitik, risiko penutupan pemerintah AS, dan penurunan likuiditas, beberapa ahli tetap bersikap hati-hati dan optimis terhadap pengembalian positif di kuartal keempat, menganggap data inflasi, ekspektasi penurunan suku bunga yang potensial, dan aliran dana ETF yang stabil sebagai faktor kunci yang akan menentukan keberhasilan Bitcoin dalam “mengembalikan warnanya”.
Bitcoin Menghadapi Konsolidasi: Tantangan Menjelang Akhir Tahun
Setelah mengalami aksi jual, harga Bitcoin terus berada dalam kondisi konsolidasi horizontal, dan pelaku pasar sedang bersitegang dalam debat apakah Bitcoin mampu mengatasi berbagai hambatan untuk menutup tahun ini dengan performa yang kuat. Menurut data dari CoinGecko, Bitcoin telah turun sekitar 20% dari puncak historisnya di 126.080 dolar AS. Penurunan besar yang terjadi pada bulan Oktober sebelumnya, yang memicu likuidasi besar sebesar 19 miliar dolar AS, semakin memperburuk performa Bitcoin.
Memasuki bulan November, suasana “perlindungan” terus berkembang, dan performa Bitcoin dalam sebulan terakhir telah turun sekitar 15%. Sementara itu, pasar saham tradisional juga terkena dampak, dengan indeks Nasdaq yang didominasi teknologi menurun sekitar 3,4% dalam tujuh hari terakhir.
Untuk mencapai impas kuartal ini, harga Bitcoin perlu rebound minimal 10%, sehingga mencapai titik impas 114.000 dolar AS. Hanya dengan menembus level kunci ini, Bitcoin dapat menutup tahun dengan “warna hijau” dan mengakhiri performa tahunan dengan baik.
Risiko Makro dan Geopolitik sebagai Hambatan Utama
Para ahli industri umumnya berpendapat bahwa kondisi harga Bitcoin yang berfluktuasi dalam rentang dan pengencangan likuiditas saat ini terutama disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi makro dan geopolitik.
CEO Republic Technologies Daniel Liu menegaskan, “Dampak perang dagang AS-China terhadap aset risiko termasuk kripto mungkin akan melebihi ekspektasi orang.” Ia menambahkan bahwa risiko penutupan pemerintah AS juga memperburuk keragu-raguan dan sikap menunggu pasar. Sikap hati-hati ini tercermin langsung dalam perilaku pasar dan penurunan likuiditas.
Peneliti utama GreeksLive Adam Chu menunjukkan bahwa berdasarkan data opsi kripto, posisi bullish dan bearish saat ini tidak menunjukkan keunggulan yang jelas, dan pasar secara umum diperkirakan akan tetap dalam rentang konsolidasi.
Selain itu, Adam Chu juga memperingatkan tentang risiko sistemik yang potensial, menyebutkan bahwa “default institusi yang tidak diketahui dapat terjadi kapan saja,” dan berpendapat bahwa “serangkaian default di bidang DeFi dan stablecoin akhir-akhir ini mungkin menjadi pertanda awal krisis.” Pandangan ini mengingatkan investor bahwa, selain mengejar rebound akhir tahun, mereka harus tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya “angsa hitam”.
Kunci Membalikkan Keadaan: Inflasi, Penurunan Suku Bunga, dan Aliran Dana ETF
Meskipun menghadapi banyak tantangan, para ahli tetap yakin bahwa Bitcoin berpotensi menutup tahun ini secara positif, tergantung pada apakah lingkungan makro dapat mengalami perubahan yang menguntungkan.
Chief Analyst Bitget Ryan Lee mengatakan, “Jika data inflasi tetap terkendali dan likuiditas pasar membaik, Bitcoin memang berpotensi menutup kuartal keempat dengan kinerja positif.”
Ia menambahkan bahwa faktor utama termasuk potensi penurunan suku bunga Federal Reserve dan penguatan dolar AS yang melemah, yang diharapkan dapat meningkatkan preferensi risiko pasar. Selain itu, Lee berpendapat bahwa akumulasi berkelanjutan oleh pemegang jangka panjang (Long-Term Holder) dan peningkatan aliran dana ETF dapat dilihat sebagai sinyal positif pemulihan kepercayaan pasar. Terutama, aliran dana institusional melalui ETF yang stabil menunjukkan pengakuan utama terhadap Bitcoin yang terus meningkat, memberikan dasar jangka panjang bagi harga.
Penutup
Pergerakan Bitcoin di kuartal keempat akan menjadi pertarungan antara kondisi makro dan kekuatan internal pasar. Meskipun risiko makro yang beragam dalam jangka pendek membatasi potensi kenaikan, ekspektasi penurunan suku bunga dan aliran dana institusional yang terus berlanjut tetap menyimpan harapan untuk penutupan tahun yang positif. Bagi investor, pengaturan posisi akhir tahun harus memperhatikan data inflasi AS, sinyal kebijakan Federal Reserve, dan aliran dana ETF spot Bitcoin. Konsolidasi pasar saat ini mungkin merupakan proses pengumpulan energi untuk terobosan berikutnya, tetapi peringatan risiko tinggi tetap berlaku.