Setiap kali membuka grafik saya selalu merasakan hal yang sama—BTC berguling-guling di kisaran 87000-88000, ETH bahkan terjebak di 2900-2950 dan tidak bergerak, bahkan koin yang biasanya paling aktif seperti SOL pun terjebak dalam kebuntuan. Bahkan sampai tengah malam pukul 3 saat saya ngecek garis K, ternyata sama persis dengan pergerakan hari sebelumnya. Apakah ini masih disebut pasar trading? Jelas ini seperti semua orang menekan mode "hemat energi".

Tapi ada satu hal yang harus dijelaskan—jangan tertipu oleh air yang tenang ini. Sejarah berulang kali membuktikan, sideways bukanlah akhir dari tren, malah itu adalah sinyal bahwa kekuatan utama sedang mengumpulkan tenaga di balik layar. "Pasar yang sepi" yang tampaknya tidak bernyawa itu sering kali muncul bersama dengan candle bullish besar yang tak terduga.

Pertama, mari kita pahami apa itu tekanan volatilitas. Sederhananya ada tiga dimensi: Secara ruang, harga terjebak dalam kisaran yang semakin sempit—dulu BTC sempat melonjak ke 90400, sekarang terjebak di antara 87000-88000 dan bergesekan; Secara emosional, komunitas dari semangat "tembus 10 juta dolar" beralih ke kebingungan "apakah koin ini masih bisa bangkit"; secara volume, volume transaksi selama liburan Natal membeku seperti es, Bollinger Bands menyempit, indikator ATR menempel di lantai—energi yang tidak terlihat sedang berkumpul secara diam-diam.

Seperti pegas yang ditekan keras, semakin keras ditekan, semakin kuat loncatan akhirnya. Membuka kembali catatan sejarah akan membuat kita paham—setelah kejatuhan besar pada 2020 312, BTC sideways selama 3 bulan sebelum meledak dan berlipat ganda; pada Juni 2021, ETH yang berputar di sekitar 2000 dolar selama 20 hari, langsung melesat ke 4800 dolar. Atmosfer pasar saat ini sangat mirip dengan masa persiapan sebelum tren besar sebelumnya.