Semalam, Federal Reserve mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, seharusnya ini menjadi kabar baik untuk aset berisiko, tetapi Bitcoin malah tidak merespons. Harga langsung melorot dari sekitar 94.5 ribu dolar AS ke sekitar 92 ribu dolar AS, banyak orang yang bingung dengan aksi kontra ini.

Sebenarnya, fenomena seperti ini sudah sering saya lihat. Naskah pasar sering kali berbalik sepenuhnya dari yang kita bayangkan, dan ada logika mendalam di baliknya. Mari kita uraikan mengapa pemotongan suku bunga justru menjadi sinyal negatif.

**Ekspektasi Sudah Dicerna Sejak Lama**

Pemotongan suku bunga kali ini sama sekali bukan serangan mendadak. Sebulan yang lalu, alat pengamatan Federal Reserve dari CME menunjukkan peluang pemotongan suku bunga lebih dari 80%. Pada awal Oktober, Bitcoin bahkan mencapai rekor tertinggi di 126.250 dolar AS, dan kenaikan tersebut sebenarnya sudah mengantisipasi manfaat dari pemotongan suku bunga.

Pasar keuangan punya pepatah lama: "Beli saat ekspektasi, jual saat kenyataan terealisasi." Ketika berita benar-benar terkonfirmasi, justru menjadi waktu utama para pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. Setelah pengumuman pemotongan suku bunga semalam, harga koin sempat naik, lalu langsung turun lagi, ini adalah contoh klasik dari "kabar baik sudah dicerna."

**Ketegangan Internal Federal Reserve**

Di satu sisi, ada pelonggaran, di sisi lain, suara penolakan semakin meningkat. Dalam rapat Desember nanti, jumlah pejabat yang menentang pemotongan suku bunga akan bertambah menjadi dua orang, menunjukkan bahwa tantangan untuk melanjutkan pelonggaran semakin besar.

Pasar paling takut bukanlah berita buruk, melainkan ketidakpastian. Jika ekspektasi pemotongan suku bunga berikutnya mulai goyah, investor akan mulai menghindari risiko. Perubahan ekspektasi ini sering kali memiliki dampak yang lebih besar daripada kejutan berita semata.