Ketika aset lindung nilai tradisional emas bersinar dan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2025, seorang penantang yang berasal dari dunia digital—Bitcoin—telah lama menorehkan kisah pengembalian yang mengagumkan dalam siklus investasi yang lebih panjang.
Analis kripto Adam Livingston baru-baru ini menunjukkan bahwa selama sepuluh tahun terakhir, performa Bitcoin secara signifikan mengungguli emas dan perak, layaknya “aset kelas atas”. Lantas, siapa yang lebih unggul dalam perlombaan antar kategori aset baru dan lama ini? Bagaimana investor harus menafsirkan perbedaan ini? Artikel ini akan membahasnya secara mendalam.
Data Bicara: Sebuah “Serangan Dimensi Berbeda” dalam Bentuk Reduksi Dimensi
Untuk memahami kebangkitan Bitcoin, cara paling langsung adalah dengan meninjau data. Analis kripto Adam Livingston menyediakan satu set perbandingan kunci: sejak 2015, kenaikan kumulatif Bitcoin mencapai sekitar 27.701%. Sebagai perbandingan, emas—yang dikenal sebagai “warna-warni tak pudar”—mengalami kenaikan sekitar 283% dalam periode yang sama; sementara perak, yang memiliki atribut industri dan keuangan, naik sekitar 405%. Dari segi penggandaan murni, pengembalian Bitcoin adalah puluhan bahkan ratusan kali lipat dari logam mulia tradisional.
Lebih spesifik lagi, berdasarkan data dari platform perdagangan terkemuka global Gate hingga 29 Desember, harga Bitcoin saat ini sekitar $89.784, dengan kapitalisasi pasar mencapai $1,79 triliun. Sebaliknya, meskipun harga emas melonjak ke rekor tertinggi sekitar $4.533 per ons pada 2025, dengan harga saat ini sekitar $4.471 per ons, volume dan pertumbuhan nilainya tetap berbeda jauh dari Bitcoin. Sementara itu, perak baru-baru ini mendekati angka $80 per ons sebelum kembali ke sekitar $75,90 per ons.
Perbedaan Esensial: Logika Kelangkaan yang Sangat Berbeda
Mengapa terjadi perbedaan performa jangka panjang yang begitu besar ini? Kuncinya terletak pada logika nilai yang sangat berbeda antara Bitcoin dan emas serta perak.
Co-founder perusahaan pengelola kekayaan Bitcoin Orange Horizon Wealth, Matt Golliher, menegaskan inti: harga komoditas utama (seperti emas dan perak) cenderung berkonvergensi dengan biaya produksinya dalam jangka panjang. Ketika harga naik, akan mendorong eksplorasi dan penambangan lebih banyak, yang akhirnya meningkatkan pasokan dan menekan harga. Ini adalah mekanisme keseimbangan permintaan dan penawaran yang dibatasi oleh sumber daya fisik di dunia nyata.
Namun, desain Bitcoin secara radikal membalik paradigma ini. Total pasokannya telah ditetapkan sebelumnya sebanyak 21 juta koin, dan tidak dapat diubah. “Kelangkaan mutlak” ini adalah fakta matematis yang tertanam dalam protokol, tidak dipengaruhi oleh jumlah penambangan atau teknologi penambangan apa pun. Artinya, proses penemuan nilai Bitcoin sepenuhnya didorong oleh permintaan pasar, dan kelangkaannya tidak berubah meskipun harga meningkat. Properti unik ini membuatnya dipandang banyak investor sebagai penyimpan nilai akhir di tengah dunia fiat yang terus mencetak uang.
Kontroversi dan Bantahan: Bagaimana Menilai Berbagai Kerangka Waktu?
Tentu saja, pandangan ini tidak tanpa kontroversi. Peter Schiff, pendukung emas terkenal dan kritikus Bitcoin, membantah dengan mengatakan bahwa perbandingan harus difokuskan pada kerangka waktu yang lebih dekat. Ia berpendapat bahwa jika hanya mengamati performa empat tahun terakhir, kesimpulannya bisa sangat berbeda, dan menyatakan bahwa “Era Bitcoin sudah berlalu”.
Kontroversi ini justru menyoroti karakteristik berbeda dari berbagai kategori aset. Ambil contoh, emas yang menunjukkan performa sangat kuat pada 2025, dengan kenaikan lebih dari 70% dalam satu tahun, berpotensi mencatat performa tahunan terbaik sejak 1979. Perak bahkan melonjak sekitar 166% dalam tahun tersebut, dengan tren yang mengagumkan. Sebaliknya, harga Bitcoin selama periode yang sama relatif stagnan, bahkan sedikit menurun dalam satu tahun.
Perbedaan performa jangka pendek sering kali dipicu oleh kondisi makroekonomi tertentu. Pada 2025, ketegangan geopolitik, pembelian emas oleh bank sentral global, dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve mendorong pasar logam mulia ke dalam pasar bullish super. Sementara itu, pasar kripto mungkin sedang mencerna kenaikan sebelumnya dan menunggu katalis baru.
Konsensus Makro: Dolar Lemah, Aset Kelangka Menyambut Angin Longgar Jangka Panjang?
Meskipun performa jangka pendek berbeda, dari sudut pandang makro yang lebih besar, Bitcoin dan emas serta perak mungkin berbagi latar belakang positif jangka panjang.
Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX dan pengamat pasar lainnya, berpendapat bahwa kebijakan moneter longgar Federal Reserve dan pelemahan dolar yang menyertainya akan menjadi kekuatan pendorong jangka panjang bagi semua aset kelangka. Pada 2025, indeks dolar (DXY) turun hampir 10% dalam satu tahun, mencatat salah satu performa tahunan terburuk dalam dekade terakhir. Dengan ekspektasi bahwa kepercayaan terhadap dolar akan terdevaluasi, baik emas yang sudah lama dikenal maupun Bitcoin yang lahir secara digital, akan menonjol sebagai aset non-kedaulaan dan anti-inflasi.
Kesimpulan dan Prospek: Saling Melengkapi, Bukan Menggantikan, Membuka Perjalanan Investasi di Gate
Perbandingan data selama sepuluh tahun ini secara jelas menunjukkan bahwa Bitcoin sebagai kategori aset baru menunjukkan potensi pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sifat disruptif. Kelangkaan mutlak berbasis matematika ini menawarkan narasi nilai yang sama sekali berbeda dari komoditas fisik.
Namun, ini tidak berarti Bitcoin akan secara sederhana “menggantikan” emas. Performa kuat emas pada 2025 membuktikan posisinya sebagai “penyeimbang” yang tak tergoyahkan dalam sistem keuangan global saat ketidakstabilan melanda. Keduanya lebih bersifat saling melengkapi daripada saling bertentangan: emas mewakili kekayaan fisik yang telah teruji selama ribuan tahun, sementara Bitcoin melambangkan eksplorasi baru dalam era digital terhadap kedaulatan uang dan bentuk penyimpanan nilai.
Bagi investor yang tajam, memahami logika dan siklus penggerak berbeda dari kedua aset ini sangat penting. Dalam konteks dolar yang melemah dan pencarian global terhadap aset kelangka berkualitas tinggi, baik emas, perak, maupun Bitcoin, semuanya berpotensi memainkan peran penting di masa depan.
Jika Anda ingin mengikuti, menganalisis, dan memperdagangkan aset bersejarah ini secara langsung, platform Gate menyediakan layanan profesional dan aman satu atap. Anda dapat dengan mudah mengakses harga Bitcoin secara real-time, grafik kedalaman, dan data pasar, sekaligus mengikuti dinamika makro global untuk mendukung pengambilan keputusan investasi Anda.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bitcoin Sepuluh Tahun Menang Telak: Analisis Data "Aset Terbaik", Tapi Emas dan Perak Bukan Pemenang?
Ketika aset lindung nilai tradisional emas bersinar dan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2025, seorang penantang yang berasal dari dunia digital—Bitcoin—telah lama menorehkan kisah pengembalian yang mengagumkan dalam siklus investasi yang lebih panjang.
Analis kripto Adam Livingston baru-baru ini menunjukkan bahwa selama sepuluh tahun terakhir, performa Bitcoin secara signifikan mengungguli emas dan perak, layaknya “aset kelas atas”. Lantas, siapa yang lebih unggul dalam perlombaan antar kategori aset baru dan lama ini? Bagaimana investor harus menafsirkan perbedaan ini? Artikel ini akan membahasnya secara mendalam.
Data Bicara: Sebuah “Serangan Dimensi Berbeda” dalam Bentuk Reduksi Dimensi
Untuk memahami kebangkitan Bitcoin, cara paling langsung adalah dengan meninjau data. Analis kripto Adam Livingston menyediakan satu set perbandingan kunci: sejak 2015, kenaikan kumulatif Bitcoin mencapai sekitar 27.701%. Sebagai perbandingan, emas—yang dikenal sebagai “warna-warni tak pudar”—mengalami kenaikan sekitar 283% dalam periode yang sama; sementara perak, yang memiliki atribut industri dan keuangan, naik sekitar 405%. Dari segi penggandaan murni, pengembalian Bitcoin adalah puluhan bahkan ratusan kali lipat dari logam mulia tradisional.
Lebih spesifik lagi, berdasarkan data dari platform perdagangan terkemuka global Gate hingga 29 Desember, harga Bitcoin saat ini sekitar $89.784, dengan kapitalisasi pasar mencapai $1,79 triliun. Sebaliknya, meskipun harga emas melonjak ke rekor tertinggi sekitar $4.533 per ons pada 2025, dengan harga saat ini sekitar $4.471 per ons, volume dan pertumbuhan nilainya tetap berbeda jauh dari Bitcoin. Sementara itu, perak baru-baru ini mendekati angka $80 per ons sebelum kembali ke sekitar $75,90 per ons.
Perbedaan Esensial: Logika Kelangkaan yang Sangat Berbeda
Mengapa terjadi perbedaan performa jangka panjang yang begitu besar ini? Kuncinya terletak pada logika nilai yang sangat berbeda antara Bitcoin dan emas serta perak.
Co-founder perusahaan pengelola kekayaan Bitcoin Orange Horizon Wealth, Matt Golliher, menegaskan inti: harga komoditas utama (seperti emas dan perak) cenderung berkonvergensi dengan biaya produksinya dalam jangka panjang. Ketika harga naik, akan mendorong eksplorasi dan penambangan lebih banyak, yang akhirnya meningkatkan pasokan dan menekan harga. Ini adalah mekanisme keseimbangan permintaan dan penawaran yang dibatasi oleh sumber daya fisik di dunia nyata.
Namun, desain Bitcoin secara radikal membalik paradigma ini. Total pasokannya telah ditetapkan sebelumnya sebanyak 21 juta koin, dan tidak dapat diubah. “Kelangkaan mutlak” ini adalah fakta matematis yang tertanam dalam protokol, tidak dipengaruhi oleh jumlah penambangan atau teknologi penambangan apa pun. Artinya, proses penemuan nilai Bitcoin sepenuhnya didorong oleh permintaan pasar, dan kelangkaannya tidak berubah meskipun harga meningkat. Properti unik ini membuatnya dipandang banyak investor sebagai penyimpan nilai akhir di tengah dunia fiat yang terus mencetak uang.
Kontroversi dan Bantahan: Bagaimana Menilai Berbagai Kerangka Waktu?
Tentu saja, pandangan ini tidak tanpa kontroversi. Peter Schiff, pendukung emas terkenal dan kritikus Bitcoin, membantah dengan mengatakan bahwa perbandingan harus difokuskan pada kerangka waktu yang lebih dekat. Ia berpendapat bahwa jika hanya mengamati performa empat tahun terakhir, kesimpulannya bisa sangat berbeda, dan menyatakan bahwa “Era Bitcoin sudah berlalu”.
Kontroversi ini justru menyoroti karakteristik berbeda dari berbagai kategori aset. Ambil contoh, emas yang menunjukkan performa sangat kuat pada 2025, dengan kenaikan lebih dari 70% dalam satu tahun, berpotensi mencatat performa tahunan terbaik sejak 1979. Perak bahkan melonjak sekitar 166% dalam tahun tersebut, dengan tren yang mengagumkan. Sebaliknya, harga Bitcoin selama periode yang sama relatif stagnan, bahkan sedikit menurun dalam satu tahun.
Perbedaan performa jangka pendek sering kali dipicu oleh kondisi makroekonomi tertentu. Pada 2025, ketegangan geopolitik, pembelian emas oleh bank sentral global, dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve mendorong pasar logam mulia ke dalam pasar bullish super. Sementara itu, pasar kripto mungkin sedang mencerna kenaikan sebelumnya dan menunggu katalis baru.
Konsensus Makro: Dolar Lemah, Aset Kelangka Menyambut Angin Longgar Jangka Panjang?
Meskipun performa jangka pendek berbeda, dari sudut pandang makro yang lebih besar, Bitcoin dan emas serta perak mungkin berbagi latar belakang positif jangka panjang.
Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX dan pengamat pasar lainnya, berpendapat bahwa kebijakan moneter longgar Federal Reserve dan pelemahan dolar yang menyertainya akan menjadi kekuatan pendorong jangka panjang bagi semua aset kelangka. Pada 2025, indeks dolar (DXY) turun hampir 10% dalam satu tahun, mencatat salah satu performa tahunan terburuk dalam dekade terakhir. Dengan ekspektasi bahwa kepercayaan terhadap dolar akan terdevaluasi, baik emas yang sudah lama dikenal maupun Bitcoin yang lahir secara digital, akan menonjol sebagai aset non-kedaulaan dan anti-inflasi.
Kesimpulan dan Prospek: Saling Melengkapi, Bukan Menggantikan, Membuka Perjalanan Investasi di Gate
Perbandingan data selama sepuluh tahun ini secara jelas menunjukkan bahwa Bitcoin sebagai kategori aset baru menunjukkan potensi pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sifat disruptif. Kelangkaan mutlak berbasis matematika ini menawarkan narasi nilai yang sama sekali berbeda dari komoditas fisik.
Namun, ini tidak berarti Bitcoin akan secara sederhana “menggantikan” emas. Performa kuat emas pada 2025 membuktikan posisinya sebagai “penyeimbang” yang tak tergoyahkan dalam sistem keuangan global saat ketidakstabilan melanda. Keduanya lebih bersifat saling melengkapi daripada saling bertentangan: emas mewakili kekayaan fisik yang telah teruji selama ribuan tahun, sementara Bitcoin melambangkan eksplorasi baru dalam era digital terhadap kedaulatan uang dan bentuk penyimpanan nilai.
Bagi investor yang tajam, memahami logika dan siklus penggerak berbeda dari kedua aset ini sangat penting. Dalam konteks dolar yang melemah dan pencarian global terhadap aset kelangka berkualitas tinggi, baik emas, perak, maupun Bitcoin, semuanya berpotensi memainkan peran penting di masa depan.
Jika Anda ingin mengikuti, menganalisis, dan memperdagangkan aset bersejarah ini secara langsung, platform Gate menyediakan layanan profesional dan aman satu atap. Anda dapat dengan mudah mengakses harga Bitcoin secara real-time, grafik kedalaman, dan data pasar, sekaligus mengikuti dinamika makro global untuk mendukung pengambilan keputusan investasi Anda.