Setiap keputusan yang Anda buat saat trading sebenarnya dipimpin oleh emosi.

Ketakutan dan keserakahan, kedua emosi ini seperti hantu yang menyusup ke dalam hati setiap trader. Begitu mereka menguasai, hasilnya sering kali adalah taruhan nekat atau panic sell—keduanya bisa membuat Anda kehilangan segalanya.

Banyak orang berpikir, selama analisis teknikal saya cukup hebat dan riset fundamental saya cukup mendalam, saya bisa mendapatkan keuntungan yang stabil. Tapi kenyataannya sering kali memukul mundur: bahkan jika kemampuan analisis Anda luar biasa, jika mental Anda tidak cukup kuat dan mudah dikendalikan oleh emosi, akun Anda tetap akan perlahan menuju jurang. Terutama di pasar cryptocurrency yang penuh volatilitas ini, ketahanan mental yang lemah bisa dengan mudah dihancurkan oleh pasar yang kejam.

Apa itu psikologi trading? Singkatnya, adalah aktivitas mental yang tidak rasional saat Anda membuat keputusan beli atau jual. Emosi langsung mempengaruhi kapan Anda membeli dan kapan Anda menjual.

Apa yang dilakukan saat serakah? Melihat harga suatu koin melambung tinggi, lalu terbakar semangat dan membeli di harga tinggi, tanpa memikirkan risiko. Lalu saat takut? Melihat penurunan harga langsung panik dan cepat-cepat keluar, sehingga melewatkan rebound. Ada juga emosi yang disebut FOMO—takut ketinggalan peluang—melihat orang lain menghasilkan uang, lalu emosinya meledak, masuk secara impulsif, dan sama sekali tidak mengikuti logika.

Sejujurnya, semua trader tidak bisa lepas dari genggaman emosi. Siapa yang tidak sedih kalau rugi? Siapa yang tidak merasa senang kalau untung? Itu adalah naluri manusia.

Lalu mengapa harus memahami perubahan mental kita? Karena ini langsung menentukan apakah Anda akan untung atau rugi. Ketakutan akan membuat Anda terlalu konservatif, menyaksikan peluang hilang begitu saja. Keserakahan akan membuat Anda kehilangan kendali, bahkan mengorbankan seluruh akun. Kedua ekstrem ini bisa menghancurkan rencana trading Anda.