Psikologi Trading: Bagaimana Menghindari Perdagangan yang Emosional

Perilaku psikologis dalam trading mencerminkan emosi trader selama proses pengambilan keputusan. Dalam tingkat tertentu, setiap trader memiliki titik emosionalnya sendiri. Ketakutan dan keserakahan adalah dua emosi utama yang mempengaruhi trader. Kedua emosi ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan, seperti bertaruh semuanya atau menjual secara panik.

Meskipun trader mampu melakukan analisis teknikal dan fundamental dari tingkat yang lebih tinggi, tetapi jika hati mereka tidak cukup kuat dan teguh, mudah dipengaruhi oleh emosi, maka hal ini sangat tidak menguntungkan bagi portofolio mereka, terutama dalam lingkungan trading cryptocurrency yang sangat fluktuatif.

Apa itu psikologi trading?

Psikologi trading merujuk pada faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku trading orang di pasar cryptocurrency atau saham. Dasar teorinya adalah bahwa emosi dapat secara signifikan mempengaruhi keputusan trader.

Misalnya, didorong oleh keserakahan, trader mungkin membuat keputusan risiko tinggi, seperti memutuskan membeli pada puncak harga karena harga suatu cryptocurrency terus meningkat. Sebaliknya, ketakutan akan menyebabkan trader keluar dari pasar terlalu cepat.

Ketika suatu aset mengalami kenaikan nilai yang cukup besar dalam waktu singkat, rasa takut kehilangan peluang(FOMO) adalah emosi yang cukup umum. Hal ini sangat mungkin menyebabkan trader membuat keputusan impulsif berdasarkan emosi, bukan berdasarkan logika dan rasionalitas.

Semua trader tidak terlepas dari pengaruh emosi. Bagi sebagian besar orang, kehilangan uang itu menyakitkan, sementara mendapatkan uang membuat mereka bahagia.

Mengapa memahami perubahan mental diri sendiri sangat penting dalam trading?

Ketakutan dan keserakahan adalah dua emosi utama dalam trading.

Ketakutan mendorong trader menghindari segala risiko, sehingga mereka melewatkan peluang trading yang sukses. Di sisi lain, keserakahan mendorong trader untuk mengambil risiko berlebihan demi mengejar keuntungan tertinggi, seperti membeli pada puncak harga karena harga suatu cryptocurrency terus meningkat.

Trader berpengalaman tahu bagaimana menemukan keseimbangan antara ketakutan dan keserakahan. Ketakutan dapat mencegah trader menanggung risiko yang tidak perlu, sementara keserakahan dapat memotivasi mereka memanfaatkan peluang dengan baik. Namun, dalam trading, terlalu bergantung pada salah satu emosi ini sering kali menyebabkan keputusan yang tidak rasional.

Belajar menggunakan mental yang tepat dalam trading sama pentingnya dengan menggunakan analisis fundamental atau memahami cara membaca indikator grafik. Dengan memahami dan mengendalikan emosi, trader dapat membuat keputusan yang bijaksana dan meminimalkan kerugian.

Tentu saja, melakukan keputusan tanpa emosi tidak semudah yang terdengar. Trader setiap hari menghadapi berbagai tantangan yang dapat memicu reaksi emosional. Berikut beberapa contohnya.

Ekspektasi yang tidak realistis: Trading bukanlah cara cepat kaya. Mereka yang memulai trading dengan harapan tidak realistis pasti akan mendapatkan pukulan keras. Trading sama seperti keterampilan lain, membutuhkan latihan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

Kerugian: Bahkan trader terbaik pun pernah mengalami kegagalan. Bagi trader pemula, sulit menerima kerugian dalam trading dan berusaha mengembalikan keuntungan dengan kecerdasan sendiri, yang justru bisa menyebabkan kegagalan yang lebih banyak.

Keuntungan: Merasa mendapatkan keuntungan itu menyenangkan, tetapi juga bisa membuat orang terlalu percaya diri atau merasa tak terkalahkan, sehingga muncul ilusi bahwa mereka tidak akan pernah gagal. Hal ini bisa mendorong trader mengambil keputusan yang lebih berisiko, yang akhirnya menyebabkan kerugian.

Emosi pasar dan media sosial: Trader pemula sangat mudah terpengaruh oleh opini di internet. Emosi negatif di media sosial dapat membuat mereka takut, sehingga menjual secara panik. Bagi trader, mengikuti saran dari influencer secara membabi buta untuk membeli token tertentu juga tidak bijaksana, apalagi jika influencer tersebut disponsori dan melakukan promosi berbayar.

Bagaimana menerapkan psikologi trading untuk menjadi trader yang lebih baik? Pandanglah ke depan

Tetapkan tujuan yang realistis. Buat rencana yang praktis sesuai dengan target yang ingin dicapai, ini dapat mencegah overtrading atau terlalu emosional karena harapan yang tidak realistis. Ini juga membantu Anda fokus pada tujuan jangka panjang, bukan hanya pada keuntungan atau kerugian jangka pendek.

Istirahat sejenak

Istirahat secara teratur dapat membantu Anda mengubah pola pikir dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang situasi saat ini. Jika Anda terus-menerus mendapatkan keuntungan, sebelum pikiran Anda menjadi bingung dan terlalu banyak trading, belajar untuk mundur sejenak. Selain itu, bekerja sepanjang malam akan membuat tubuh dan pikiran kelelahan, yang akhirnya menyebabkan pengambilan keputusan yang salah. Jadi, istirahat yang cukup tidak hanya baik untuk portofolio Anda, tetapi juga untuk kesehatan mental dan fisik Anda.

Belajar dari kesalahan

Dalam trading, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Daripada marah pada diri sendiri atau malah menginvestasikan lebih banyak modal untuk mencoba memperbaiki kerugian, lebih baik analisis apa yang salah. Terapkan strategi baru berdasarkan pelajaran dari kesalahan tersebut, sehingga Anda akan lebih siap di kesempatan berikutnya.

Buat aturan

Buat rencana trading yang spesifik dan teguh melaksanakannya. Tuliskan langkah-langkah yang harus diambil dalam berbagai situasi, ini akan membantu Anda mengendalikan reaksi saat menghadapi tekanan. Misalnya, tetapkan titik stop loss dan take profit, batasi jumlah keuntungan dan kerugian harian, serta buat strategi manajemen risiko yang dapat diterima.

Dengan rencana yang jelas, Anda tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, bukan hanya mengikuti reaksi emosional yang bisa mengganggu pengambilan keputusan. Ini akan memastikan Anda tetap mengikuti rencana awal sampai mencapai target.

Apa yang berbeda dari psikologi trading dalam cryptocurrency?

Psikologi trading berlaku untuk semua jenis aset, termasuk cryptocurrency. Manusia secara umum memiliki pola yang serupa, terutama dalam hal uang. Misalnya, kebanyakan orang tidak suka kehilangan uang dan suka mendapatkan keuntungan. Selain itu, saat mendapatkan keuntungan beruntun, trader dari semua aset akan merasa sangat bersemangat.

Namun, trader cryptocurrency menghadapi tantangan psikologis yang unik.

Berbeda dengan pasar saham yang tutup di akhir pekan, pasar cryptocurrency selalu terbuka. Oleh karena itu, trader cryptocurrency kapan saja dapat mengakses alat trading, aset, dan berbagai peluang potensial. Trader yang mudah dipengaruhi emosi bisa mengalami kerugian besar dalam trading 24/7 ini.

Pasar cryptocurrency juga sangat tidak stabil. Harga token bisa berlipat ganda sebelum kembali ke titik awal, dan ini bisa terjadi dalam satu hari. Fluktuasi harga yang ekstrem ini menuntut trader untuk tetap tajam secara mental dan disiplin yang tinggi.

Misalnya, trader profesional tidak akan terburu-buru membeli karena semua orang membicarakan aset yang naik cepat, dan tidak akan mempertaruhkan seluruh modal hanya karena tren pasar sedang naik selama satu hari.

Penutup

Emosi adalah jebakan paling umum dalam trading cryptocurrency. Memahami perubahan mental dan titik emosional diri sendiri serta belajar mengendalikan emosi adalah keterampilan berharga yang dapat mencegah Anda terlalu serakah atau panik sehingga seluruh portofolio Anda terpaksa dicairkan.

Akhirnya, menjadi trader yang baik membutuhkan pembelajaran dan latihan yang berkelanjutan selama bertahun-tahun. Tidak ada jalan pintas atau trik untuk menjadi kaya mendadak melalui trading. Ikuti strategi yang sesuai dengan kondisi keuangan Anda, terus berlatih, dan jangan biarkan ketakutan atau keserakahan membuat keputusan yang tidak rasional. **$ZKP **$POLYX