Kelima kebiasaan ini dapat membuat seseorang menjadi miskin, dan sekali jatuh miskin, akan berlangsung seumur hidup: Pertama: Serakah dan terburu-buru (pandangan dunia yang salah). Orang seperti ini memahami dunia sebagai "cukup tekan satu tombol maka hasil akan keluar". Mereka selalu bertanya buku apa yang bisa mengubah hidup, tetapi hidup bukan ditentukan oleh beberapa buku atau orang tertentu, melainkan oleh rangkaian pemahaman yang terbentuk secara bertahap melalui percobaan jangka panjang, eksplorasi, dan kegagalan. Dunia ini tidak memiliki tombol untuk menjadi kaya dengan cepat, jika memang ada, pasti melalui penderitaan dan kesulitan jangka panjang, proses di mana kita berjuang keras namun tetap harus bertahan tanpa melihat harapan. Serakah dan terburu-buru pada dasarnya adalah menghindari penderitaan jangka panjang ini.
Kedua: Perencanaan linier (menganggap dunia yang tidak pasti sebagai dunia yang pasti). Banyak orang suka merencanakan hidup mereka secara sangat detail, tetapi mengabaikan pilihan arah yang paling penting, seperti mengabaikan angka “6” dalam 6.99 dan hanya melakukan perhitungan ulang di belakang koma. Tetapi dunia nyata penuh dengan ketidakpastian, banyak peluang penting yang sama sekali tidak bisa direncanakan sebelumnya. Perencanaan hanya bisa didasarkan pada kepastian, sementara perubahan besar dalam hidup sering berasal dari hal-hal baru yang tidak terduga. Oleh karena itu, hidup tidak memerlukan perencanaan linier yang rinci, cukup dengan memiliki arah.
Ketiga: Pandangan diri sendiri (hanya melihat diri sendiri, tidak melihat sistem). Orang seperti ini selalu memandang masalah dari sudut pandang “saya”, peduli apa yang telah mereka lakukan, tetapi tidak mempelajari bagaimana aturan dirancang. Dalam kenyataan, tidak ada orang yang peduli apakah kamu berusaha keras, sistem hanya peduli apa nilai yang bisa kamu ciptakan. Apakah kamu bisa menghasilkan uang tergantung pada apakah kamu memahami dan mengikuti aturan sistem, bukan dari perasaan dan usaha pribadi.
Keempat: Mengejar gratisan (meremehkan nilai dan pertukaran). Pengetahuan dan kemampuan yang benar-benar berharga pasti mahal, dan tidak bisa diperoleh dengan cara murah atau gratis dengan mudah. Dunia mengikuti prinsip pertukaran yang setara, semakin langka sesuatu, semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan. Barang yang tampaknya gratis sering menyembunyikan biaya tersembunyi yang lebih tinggi, malah yang paling mahal.
Kelima: Tidak mengerti kapan harus menyerah (tidak mampu membuat pilihan dan kompromi). Banyak orang ingin semuanya, tidak mau melepaskan apa pun, hasilnya mereka tidak pernah bisa membuat keputusan. Dalam kenyataan, tidak ada solusi yang sempurna, semua pilihan adalah tentang menimbang dan berkompromi. Kunci hidup bukanlah mendapatkan segalanya, tetapi secara aktif melepaskan opsi yang kurang penting demi mencapai tujuan utama.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Kelima kebiasaan ini dapat membuat seseorang menjadi miskin, dan sekali jatuh miskin, akan berlangsung seumur hidup: Pertama: Serakah dan terburu-buru (pandangan dunia yang salah). Orang seperti ini memahami dunia sebagai "cukup tekan satu tombol maka hasil akan keluar". Mereka selalu bertanya buku apa yang bisa mengubah hidup, tetapi hidup bukan ditentukan oleh beberapa buku atau orang tertentu, melainkan oleh rangkaian pemahaman yang terbentuk secara bertahap melalui percobaan jangka panjang, eksplorasi, dan kegagalan. Dunia ini tidak memiliki tombol untuk menjadi kaya dengan cepat, jika memang ada, pasti melalui penderitaan dan kesulitan jangka panjang, proses di mana kita berjuang keras namun tetap harus bertahan tanpa melihat harapan. Serakah dan terburu-buru pada dasarnya adalah menghindari penderitaan jangka panjang ini.
Kedua: Perencanaan linier (menganggap dunia yang tidak pasti sebagai dunia yang pasti). Banyak orang suka merencanakan hidup mereka secara sangat detail, tetapi mengabaikan pilihan arah yang paling penting, seperti mengabaikan angka “6” dalam 6.99 dan hanya melakukan perhitungan ulang di belakang koma. Tetapi dunia nyata penuh dengan ketidakpastian, banyak peluang penting yang sama sekali tidak bisa direncanakan sebelumnya. Perencanaan hanya bisa didasarkan pada kepastian, sementara perubahan besar dalam hidup sering berasal dari hal-hal baru yang tidak terduga. Oleh karena itu, hidup tidak memerlukan perencanaan linier yang rinci, cukup dengan memiliki arah.
Ketiga: Pandangan diri sendiri (hanya melihat diri sendiri, tidak melihat sistem). Orang seperti ini selalu memandang masalah dari sudut pandang “saya”, peduli apa yang telah mereka lakukan, tetapi tidak mempelajari bagaimana aturan dirancang. Dalam kenyataan, tidak ada orang yang peduli apakah kamu berusaha keras, sistem hanya peduli apa nilai yang bisa kamu ciptakan. Apakah kamu bisa menghasilkan uang tergantung pada apakah kamu memahami dan mengikuti aturan sistem, bukan dari perasaan dan usaha pribadi.
Keempat: Mengejar gratisan (meremehkan nilai dan pertukaran). Pengetahuan dan kemampuan yang benar-benar berharga pasti mahal, dan tidak bisa diperoleh dengan cara murah atau gratis dengan mudah. Dunia mengikuti prinsip pertukaran yang setara, semakin langka sesuatu, semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan. Barang yang tampaknya gratis sering menyembunyikan biaya tersembunyi yang lebih tinggi, malah yang paling mahal.
Kelima: Tidak mengerti kapan harus menyerah (tidak mampu membuat pilihan dan kompromi). Banyak orang ingin semuanya, tidak mau melepaskan apa pun, hasilnya mereka tidak pernah bisa membuat keputusan. Dalam kenyataan, tidak ada solusi yang sempurna, semua pilihan adalah tentang menimbang dan berkompromi. Kunci hidup bukanlah mendapatkan segalanya, tetapi secara aktif melepaskan opsi yang kurang penting demi mencapai tujuan utama.