Dinamika Mata Uang Global Membebani Prospek Pasar India di Tengah Ketidakpastian Teknologi

Interaksi simbol mata uang dunia dan perubahan ekspektasi kebijakan moneter yang bergeser menciptakan lanskap yang kompleks bagi saham India menjelang akhir pekan. Sementara Sensex dan Nifty naik sekitar 0,5 persen masing-masing pada hari Kamis untuk mendekati level rekor, latar belakangnya tetap rapuh karena investor bergulat dengan pertanyaan tentang keberlanjutan investasi kecerdasan buatan dan gambaran ekonomi yang lebih luas di Amerika Serikat.

Rupiah dan Tekanan Mata Uang

Rupiah India melemah ke 88,70 per dolar AS pada hari Kamis, melanjutkan tren depresiasi yang dikaitkan oleh Gubernur Bank Sentral Sanjay Malhotra terutama dengan ketidakpastian terkait perdagangan yang berasal dari kebijakan tarif AS. Kepala RBI mencatat bahwa bank sentral tidak memiliki target khusus untuk level rupiah. Namun, dia menyarankan bahwa negosiasi perjanjian perdagangan yang berhasil dengan Amerika Serikat dapat mengurangi tekanan pada neraca transaksi berjalan India dan selanjutnya pada nilai tukar rupiah.

Simbol mata uang dunia menjadi semakin relevan di pasar yang saling terhubung saat ini, dengan pergerakan rupiah mencerminkan ketegangan perdagangan geopolitik yang lebih luas daripada kelemahan domestik semata. Meskipun menghadapi angin topan mata uang, masuknya portofolio yang modest memberikan dukungan stabilisasi.

Arus Modal Tunjukkan Sentimen Campuran

Investor asing bersih membeli saham senilai Rs 284 crore pada hari Kamis, sementara investor institusional domestik mengakumulasi Rs 824 crore saham. Arus ini menunjukkan kepercayaan yang tersisa di kalangan institusi India meskipun volatilitas pasar global, meskipun partisipasi asing tetap tertahan dibandingkan rata-rata historis.

Tekanan Global Meningkat

Optimisme terhadap hasil kuartalan Nvidia yang kuat terbukti sementara saja saat data pasar tenaga kerja AS mengecewakan secara signifikan. Data ketenagakerjaan bulan September menunjukkan hanya 119.000 pekerjaan baru yang ditambahkan—jauh di bawah ekspektasi ekonom sebesar 50.000 pekerjaan dan revisi turun yang signifikan dari 22.000 yang dilaporkan awal bulan Agustus. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4 persen dari 4,3 persen, menandai level tertinggi sejak 2021 dan memperkuat kekhawatiran tentang momentum ekonomi AS.

Pembacaan ketenagakerjaan yang lemah ini menutupi euforia yang didorong teknologi dan mengirim saham AS merosot semalaman. Nasdaq Composite turun 2,2 persen dan S&P 500 turun 1,6 persen, keduanya mencapai level terendah dua bulan. Dow jatuh 0,8 persen ke level terendah satu bulan. Ketidakpastian kini meluas ke ekspektasi terhadap keputusan suku bunga Federal Reserve yang dijadwalkan pada bulan Desember.

Reaksi Pasar Asia dan Eropa

Pasar Asia pagi ini mengikuti penurunan tajam sebagai respons terhadap kelemahan AS, setelah penjualan besar-besaran Kamis malam. Harga minyak mundur karena ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina menunjukkan tanda-tanda mereda, mengurangi permintaan safe-haven. Dolar AS, sementara itu, diposisikan untuk kenaikan mingguan di tengah posisi safe-haven, sementara emas menghadapi penurunan mingguan yang modest.

Pasar Eropa menawarkan narasi yang kontras pada hari Kamis. Indeks Stoxx 600 naik 0,4 persen berkat laba kuartal ketiga yang positif dan panduan kuartal keempat yang optimis dari pemimpin sektor teknologi, terutama Nvidia, yang membantu meredakan kekhawatiran investor tentang valuasi sektor teknologi. DAX Jerman naik 0,5 persen, CAC 40 Prancis bertambah 0,3 persen, dan FTSE 100 Inggris meningkat 0,2 persen, memutus tren penurunan lima hari.

Prospek untuk Saham India

Konvergensi valuasi yang terlalu tinggi secara global, ketidakpastian tentang hasil investasi AI, dan pertanyaan tentang waktu pemotongan suku bunga Federal Reserve menciptakan lingkungan yang menantang bagi saham India untuk melanjutkan reli mereka baru-baru ini. Hubungan antara simbol mata uang dunia dan valuasi saham akan tetap menjadi faktor penting—dolar yang lebih kuat dapat semakin menekan mata uang pasar berkembang dan keputusan alokasi modal.