Cameco (NYSE: CCJ), produsen uranium terbesar kedua di dunia, telah menarik perhatian investor yang signifikan, dengan sahamnya melonjak 55% sejauh ini tahun ini. Tetapi apakah reli ini hanya awal dari kisah pertumbuhan yang jauh lebih besar, atau sekadar lonjakan jangka pendek?
Dari Penambang yang Kesulitan Menjadi Pemain Nuklir Diversifikasi
Selama lebih dari satu dekade, Cameco adalah investasi yang bermasalah. Antara 2011 dan 2021, pendapatan perusahaan Kanada ini berkurang setengahnya dari $2,4 miliar menjadi $1,2 miliar, terbebani oleh bencana nuklir Fukushima, penutupan tambang terkait pandemi, dan hambatan mata uang. Pasar uranium sendiri telah runtuh—harga spot turun dari $62,25 pada 2011 menjadi hanya $35,00 pada 2020.
Kisah hari ini sangat berbeda. Pendapatan Cameco hampir dua kali lipat menjadi $2,3 miliar pada 2024, dan harga spot uranium melonjak ke $72,63, didorong oleh minat yang diperbarui terhadap energi nuklir sebagai sumber energi rendah karbon dan permintaan yang meledak dari infrastruktur komputasi awan dan kecerdasan buatan.
Yang lebih penting, Cameco sendiri telah berkembang melampaui sekadar penambangan murni. Pada 2021, perusahaan meningkatkan kepemilikannya di Global Laser Enrichment (GLE), sebuah usaha peningkatan uranium bersama Silex, dari 24% menjadi 49%. Langkah ini memposisikan Cameco sebagai pemasok bahan bakar nuklir yang lebih komprehensif. Kemudian pada 2023, melalui kemitraan dengan Brookfield Asset Management (NYSE: BAM), perusahaan mengakuisisi 49% saham di Westinghouse Electric, perancang dan pembangun pembangkit listrik tenaga nuklir utama. Langkah strategis ini mengubah Cameco menjadi pemain ekosistem energi nuklir yang terdiversifikasi daripada hanya penambang komoditas.
Angin Segar Jangka Panjang Itu Nyata
Transformasi ini penting karena energi nuklir sedang mengalami kebangkitan struktural yang nyata. Badan Energi Atom Internasional memproyeksikan kapasitas nuklir global dapat meningkat hingga 2,5 kali lipat antara sekarang dan 2050 seiring negara-negara di seluruh dunia mempercepat inisiatif ekspansi nuklir mereka.
Pendorongnya sangat menarik: pemerintah mencari listrik yang andal dan bebas karbon; raksasa teknologi membangun pusat data untuk AI; dan kekhawatiran tentang keamanan energi di wilayah kaya uranium. Kendala pasokan memperkuat dinamika ini—pengurangan produksi di tambang Cameco, Kazatomprom (produsen uranium terbesar di dunia), dan pemasok utama lainnya sedang memperketat pasar dan mendukung harga uranium yang lebih tinggi.
Apa yang Mendorong Pertumbuhan dalam Jangka Pendek?
Untuk 2025, Cameco memproyeksikan pendapatan uranium akan tumbuh 8%, menghasilkan antara 31 dan 34 juta pound dengan harga realisasi rata-rata sekitar $87 per pound—yang secara signifikan lebih tinggi dari harga spot saat ini sekitar $80. Kekuatan harga ini mencerminkan pasar yang semakin ketat.
Melihat ke depan hingga 2027, analis Wall Street memperkirakan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk sebesar 8% dalam pendapatan dan 90% yang mencengangkan dalam laba per saham. Pertumbuhan laba yang eksplosif ini berasal dari berbagai sumber: permintaan yang meningkat dari pembangunan infrastruktur cloud dan AI, kapasitas laser enrichment GLE yang akan online, kepemilikan Westinghouse yang strategis yang memberikan diversifikasi pendapatan, dan teknologi reaktor canggih seperti reaktor modular kecil yang membuka pasar geografis baru.
Apakah Saham Cameco Wajar Dinilai?
Dengan 52 kali laba tahun depan, saham Cameco tidak diperdagangkan dengan harga murah. Namun, valuasi ini mencerminkan potensi pertumbuhan yang nyata. Perusahaan tetap berada di tahap awal dari siklus ekspansi saat ini, dan teknologi nuklir yang lebih baru dapat membuka permintaan tambahan.
Satu catatan: Cameco bersifat siklikal dan sensitif terhadap gangguan besar—kecelakaan nuklir lain atau pandemi global bisa mengganggu momentum. Tetapi bagi investor jangka panjang yang bersedia menoleransi volatilitas, energi besar berikutnya di pasar energi bisa jadi adalah tenaga nuklir, dan Cameco mungkin berada pada posisi untuk menjadi yang berikutnya. Saham ini sudah menunjukkan kemampuannya memberikan pengembalian yang spektakuler, dan kekuatan struktural yang mendukung pertumbuhan energi nuklir menunjukkan potensi upside lebih banyak di depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bisakah Cameco Menjadi Hal Besar Berikutnya Saat Energi Nuklir Melonjak di 2025?
Cameco (NYSE: CCJ), produsen uranium terbesar kedua di dunia, telah menarik perhatian investor yang signifikan, dengan sahamnya melonjak 55% sejauh ini tahun ini. Tetapi apakah reli ini hanya awal dari kisah pertumbuhan yang jauh lebih besar, atau sekadar lonjakan jangka pendek?
Dari Penambang yang Kesulitan Menjadi Pemain Nuklir Diversifikasi
Selama lebih dari satu dekade, Cameco adalah investasi yang bermasalah. Antara 2011 dan 2021, pendapatan perusahaan Kanada ini berkurang setengahnya dari $2,4 miliar menjadi $1,2 miliar, terbebani oleh bencana nuklir Fukushima, penutupan tambang terkait pandemi, dan hambatan mata uang. Pasar uranium sendiri telah runtuh—harga spot turun dari $62,25 pada 2011 menjadi hanya $35,00 pada 2020.
Kisah hari ini sangat berbeda. Pendapatan Cameco hampir dua kali lipat menjadi $2,3 miliar pada 2024, dan harga spot uranium melonjak ke $72,63, didorong oleh minat yang diperbarui terhadap energi nuklir sebagai sumber energi rendah karbon dan permintaan yang meledak dari infrastruktur komputasi awan dan kecerdasan buatan.
Yang lebih penting, Cameco sendiri telah berkembang melampaui sekadar penambangan murni. Pada 2021, perusahaan meningkatkan kepemilikannya di Global Laser Enrichment (GLE), sebuah usaha peningkatan uranium bersama Silex, dari 24% menjadi 49%. Langkah ini memposisikan Cameco sebagai pemasok bahan bakar nuklir yang lebih komprehensif. Kemudian pada 2023, melalui kemitraan dengan Brookfield Asset Management (NYSE: BAM), perusahaan mengakuisisi 49% saham di Westinghouse Electric, perancang dan pembangun pembangkit listrik tenaga nuklir utama. Langkah strategis ini mengubah Cameco menjadi pemain ekosistem energi nuklir yang terdiversifikasi daripada hanya penambang komoditas.
Angin Segar Jangka Panjang Itu Nyata
Transformasi ini penting karena energi nuklir sedang mengalami kebangkitan struktural yang nyata. Badan Energi Atom Internasional memproyeksikan kapasitas nuklir global dapat meningkat hingga 2,5 kali lipat antara sekarang dan 2050 seiring negara-negara di seluruh dunia mempercepat inisiatif ekspansi nuklir mereka.
Pendorongnya sangat menarik: pemerintah mencari listrik yang andal dan bebas karbon; raksasa teknologi membangun pusat data untuk AI; dan kekhawatiran tentang keamanan energi di wilayah kaya uranium. Kendala pasokan memperkuat dinamika ini—pengurangan produksi di tambang Cameco, Kazatomprom (produsen uranium terbesar di dunia), dan pemasok utama lainnya sedang memperketat pasar dan mendukung harga uranium yang lebih tinggi.
Apa yang Mendorong Pertumbuhan dalam Jangka Pendek?
Untuk 2025, Cameco memproyeksikan pendapatan uranium akan tumbuh 8%, menghasilkan antara 31 dan 34 juta pound dengan harga realisasi rata-rata sekitar $87 per pound—yang secara signifikan lebih tinggi dari harga spot saat ini sekitar $80. Kekuatan harga ini mencerminkan pasar yang semakin ketat.
Melihat ke depan hingga 2027, analis Wall Street memperkirakan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk sebesar 8% dalam pendapatan dan 90% yang mencengangkan dalam laba per saham. Pertumbuhan laba yang eksplosif ini berasal dari berbagai sumber: permintaan yang meningkat dari pembangunan infrastruktur cloud dan AI, kapasitas laser enrichment GLE yang akan online, kepemilikan Westinghouse yang strategis yang memberikan diversifikasi pendapatan, dan teknologi reaktor canggih seperti reaktor modular kecil yang membuka pasar geografis baru.
Apakah Saham Cameco Wajar Dinilai?
Dengan 52 kali laba tahun depan, saham Cameco tidak diperdagangkan dengan harga murah. Namun, valuasi ini mencerminkan potensi pertumbuhan yang nyata. Perusahaan tetap berada di tahap awal dari siklus ekspansi saat ini, dan teknologi nuklir yang lebih baru dapat membuka permintaan tambahan.
Satu catatan: Cameco bersifat siklikal dan sensitif terhadap gangguan besar—kecelakaan nuklir lain atau pandemi global bisa mengganggu momentum. Tetapi bagi investor jangka panjang yang bersedia menoleransi volatilitas, energi besar berikutnya di pasar energi bisa jadi adalah tenaga nuklir, dan Cameco mungkin berada pada posisi untuk menjadi yang berikutnya. Saham ini sudah menunjukkan kemampuannya memberikan pengembalian yang spektakuler, dan kekuatan struktural yang mendukung pertumbuhan energi nuklir menunjukkan potensi upside lebih banyak di depan.