Divisi Internal Federal Reserve Bisa Menggagalkan Kenaikan Pasar Saham di 2026

Pasar Menguat Sementara Kepastian Kebijakan Runtuh

Pasar saham telah memberikan pengembalian yang luar biasa kepada investor di tahun 2025. Hingga awal Desember, Dow Jones Industrial Average melonjak 12%, S&P 500 naik 17%, dan Nasdaq Composite melambung 22%. Performa yang mengesankan ini menegaskan peran tradisional saham sebagai pembangun kekayaan jangka panjang, mengungguli obligasi, komoditas, dan properti.

Namun di balik kemakmuran ini tersembunyi arus bawah yang mengkhawatirkan. Risiko terbesar terhadap kekuatan pasar saham yang berkelanjutan mungkin bukan berasal dari guncangan ekonomi eksternal, tetapi dari sebuah lembaga yang dirancang untuk menstabilkan pasar: Federal Reserve.

Perbedaan Pendapat yang Belum Pernah Terjadi di FOMC

Mandat Federal Reserve berfokus pada dua tujuan: memaksimalkan lapangan kerja dan menjaga stabilitas harga, dengan target inflasi sebesar 2%. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang dipimpin oleh Ketua Jerome Powell bersama 11 gubernur lainnya, memiliki alat yang kuat—terutama tingkat dana federal, yang mempengaruhi biaya pinjaman dan suku bunga hipotek di seluruh ekonomi.

Pada akhir Oktober, FOMC menurunkan tingkat dana federal sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 3,75% hingga 4,00%, sebuah keputusan yang menyembunyikan keretakan yang mendasarinya. Suara tidak bulat. Gubernur Fed Stephen Miran mendorong pemotongan sebesar 50 basis poin yang lebih tajam, sementara Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid menentang pengurangan apapun. Ini merupakan kedua kalinya dalam 35 tahun anggota FOMC berselisih pendapat dalam arah yang berlawanan—sebuah sinyal mencolok dari ketidakharmonisan.

Investor biasanya memandang Fed sebagai mercusuar stabilitas dan konsistensi. Rasa percaya itu telah memudar. Dengan masa jabatan Jerome Powell berakhir pada Mei 2026 dan spekulasi beredar tentang penggantinya, ditambah ketegangan yang terus berlangsung antara Gedung Putih dan bank sentral, Fed telah berubah dari kekuatan penstabil menjadi sumber ketidakpastian.

Teka-teki Stagflasi Mulai Terbentuk

Meskipun Powell secara terbuka menyatakan bahwa stagflasi tetap kecil kemungkinannya, kondisi ekonomi yang diperlukan untuk skenario mimpi buruk tersebut semakin nyata. Stagflasi—peningkatan inflasi secara bersamaan, meningkatnya pengangguran, dan perlambatan pertumbuhan—menjadi tantangan yang tak terpecahkan bagi pembuat kebijakan, karena mengatasi satu elemen biasanya memperburuk yang lain.

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah mulai menaikkan harga. Indeks Harga Konsumen untuk Semua Konsumen Perkotaan (CPI-U) telah naik dari 2,31% menjadi 3,01% per September 2025, terutama karena tarif input pada barang impor. Tarif ini meningkatkan biaya produksi bagi produsen AS, yang kemudian diteruskan ke konsumen.

Secara bersamaan, pertumbuhan lapangan kerja menunjukkan keretakan. Laporan pekerjaan sebelumnya yang menunjukkan kenaikan enam digit direvisi turun secara signifikan. Tingkat pengangguran September 2025 mencapai 4,4%—tertinggi sejak Oktober 2021 dan satu poin persentase lebih tinggi dari tingkat 3,4% yang dicapai sedikit lebih dari dua tahun sebelumnya pada April 2023.

Di bidang pertumbuhan, proyeksi ekonomi semakin suram. Bank Sentral Federal Reserve Philadelphia dan Fitch Ratings memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 1,9% dan 1,8% masing-masing untuk 2025, turun secara signifikan dari pertumbuhan 2,8% yang dicapai pada 2024. Meskipun masih menunjukkan ekspansi, perlambatan ini mengisyaratkan kelemahan di depan.

Ketika Powell dan Fed Menghadapi Keputusan Krusial

Tantangan semakin meningkat ketika mempertimbangkan jadwal pidato Jerome Powell dan keputusan kebijakan yang mendekati masa pensiun. Saat pasar mencerna implikasi dari potensi perubahan kepemimpinan Fed, investor menghadapi tahun 2026 yang sulit. Ketua baru yang kurang dipercaya Wall Street, ditambah dengan terus terjadinya perpecahan di FOMC, bisa memicu percikan yang diperlukan untuk mengubah ketegangan ekonomi saat ini menjadi stagflasi yang nyata.

Peran tradisional bank sentral sebagai kekuatan penyeimbang yang dapat diandalkan terhadap volatilitas pasar telah terganggu. Tanpa pesan yang jelas dan bersatu dari FOMC serta stabilitas dalam kepemimpinan, pengembalian historis pasar saham bisa berbalik menjadi kekecewaan.

Posisi Menghadapi Ketidakpastian

Bagi investor yang memegang posisi di S&P 500 dan saham secara umum, 2026 menghadirkan kompleksitas yang meningkat. Pasar bullish saat ini didukung oleh kebijakan akomodasi Fed dan kepercayaan pasar. Kepercayaan itu kini rapuh. Pertanyaan utama yang dihadapi portofolio bukanlah apakah pasar saham dapat terus naik, tetapi apakah perpecahan internal di Federal Reserve dan arus ekonomi yang membangun di bawah permukaan akhirnya akan menuntut sebuah pengakuan.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)