Dalam masa ketidakpastian ekonomi, pasar selalu mencari tempat berlindung. Tetapi di pasar kripto yang tampaknya penuh peluang ini, peluang dan jebakan sering hanya berjarak selembar kertas.

**Peningkatan Proteksionisme Perdagangan, Mengapa Aset Kripto Menjadi Perhatian?**

Kebijakan tarif terbaru—penambahan tarif 25% untuk suku cadang truk dan 10% untuk bus—secara kasat mata adalah langkah perlindungan perdagangan, tetapi sebenarnya justru menambah beban ekonomi global. Jika biaya logistik meningkat, tekanan ini pasti akan menular ke hilir, akhirnya tercermin pada sisi konsumsi. Harga furnitur di AS pada Agustus meningkat 4,7% secara tahunan, ini baru permulaan, tekanan inflasi selanjutnya masih menunggu.

Namun bagi para veteran di dunia koin, cerita ini tidak asing lagi. Setiap kali ketidakpastian ekonomi muncul, dana mulai mencari aset di luar sistem sebagai jaminan. Melihat kembali perang dagang 2019, Bitcoin dari titik terendah 3000 dolar melonjak ke 14.000 dolar, ini bukan kebetulan, melainkan aset risiko sedang mencari logika penetapan harga yang baru.

Saat ini, skenario serupa sedang terulang. Ketidakpastian akibat kebijakan Trump telah menyebabkan Bitcoin dan emas, serta pasar saham AS, mengalami penurunan secara bersamaan yang jarang terjadi, ini menunjukkan pasar sedang memikirkan kembali logika alokasi aset. Dalam jangka pendek, konflik tarif mungkin menekan performa aset risiko, tetapi jika Federal Reserve memperlambat kenaikan suku bunga atau bahkan memulai gelombang pelonggaran likuiditas baru, narasi Bitcoin sebagai "emas digital" akan kembali diperkuat. Dari sejarah, masa kekacauan kebijakan sering menjadi momen terbaik bagi pasar kripto untuk melakukan penilaian ulang nilai.

**Tiga saran praktis, tangkap peluang di tengah volatilitas**

**Langkah pertama: Setelah emosi mereda, bertahap menempatkan posisi di mata uang utama**

Pada awal penerapan kebijakan tarif, pasar cenderung bereaksi berlebihan. Ambil contoh Februari 2025, saat Trump mengumumkan kenaikan tarif, Bitcoin sempat anjlok 6% dalam satu hari, tetapi dalam beberapa hari saja sudah rebound di atas 100.000 dolar. Fluktuasi jangka pendek ini menakutkan, tetapi bagi investor yang rasional, ini justru peluang.

Caranya sangat sederhana: jangan coba langsung habiskan seluruh dana sekaligus. Bagi dana yang direncanakan menjadi 3-5 bagian, dan setiap kali harga mata uang utama (Bitcoin, Ethereum) turun 5%-10%, lakukan pembelian secara bertahap. Dengan cara ini, biaya rata-rata bisa ditekan dan tekanan psikologis untuk membeli di titik terendah bisa dihindari. Fokus utama harus tetap pada Bitcoin dan Ethereum karena keduanya paling likuid dan memiliki dasar konsensus yang kuat.

**Langkah kedua: Waspadai jebakan leverage tinggi**

Pasar yang sangat volatil sangat rentan memicu sifat serakah manusia. Melihat harga turun, ingin membeli di bawah, melihat rebound, ingin menambah posisi, saat itulah leverage menjadi penguat—baik memperbesar keuntungan maupun kerugian. Dalam masa ketidakpastian kebijakan ekonomi, penggunaan leverage tinggi sama saja dengan berjudi. Disarankan investor biasa untuk tetap memegang posisi spot dan sementara menjauh dari trading kontrak.

**Langkah ketiga: Fokus pada perkembangan kebijakan**

Volatilitas pasar kripto dalam jangka pendek seringkali sangat terkait dengan kebijakan makroekonomi. Ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve, sikap regulasi pemerintah terhadap aset kripto, semuanya langsung mempengaruhi suasana pasar. Disarankan untuk rutin mengikuti rilis data ekonomi utama dan pernyataan kebijakan, karena ini sering kali memberi gambaran awal arah pasar selanjutnya.

Secara keseluruhan, ketidakpastian ekonomi memang menciptakan peluang untuk penetapan harga ulang aset kripto, tetapi peluang ini membutuhkan penilaian yang tenang dan pelaksanaan disiplin. Jangan terburu-buru, jangan serakah, tetap rasional di tengah volatilitas agar benar-benar bisa mendapatkan manfaat dari situasi ini.