Apa itu Bottom Fishing? Pengertian Bottom Fishing Secara Sederhana
Dalam dunia investasi ada sebuah meme yang tak pernah usang: kebanyakan orang membeli saham berdasarkan kepercayaan, sedikit orang berdasarkan tren, tetapi ada juga yang khusus memakan pembalikan—itulah bottom fishing.
Pengertian bottom fishing adalah membeli saat harga saham mencapai titik terendah, menunggu rebound untuk mendapatkan selisih keuntungan. Terlihat sederhana, tetapi kuncinya adalah—bagaimana kamu tahu bahwa saat ini adalah titik terendah? Banyak saham yang secara jangka panjang undervalued, tetapi membeli malah berisiko mati karena tidak ada yang mau.
Jadi, bottom fishing yang benar-benar bisa menghasilkan uang harus memenuhi dua syarat:
Ada minat trading yang tinggi: harga saham baru saja mengalami volatilitas besar, terutama penurunan cepat
Memiliki potensi rebound: data dan tren menunjukkan tekanan jual akan berakhir, rebound sudah dekat
Singkatnya, bottom fishing adalah operasi jangka pendek, mengutamakan cepat masuk dan keluar, jika salah prediksi langsung cut loss, dan segera keluar setelah mendapatkan keuntungan.
Dua Faktor Utama Menentukan Waktu Bottom Fishing
1. Apakah tekanan jual sudah sepenuhnya terlepas
Setelah harga saham turun tajam, biasanya akan ada beberapa hari penjualan panik secara berkelanjutan. Titik terendah yang sesungguhnya muncul saat—tekanan jual sudah habis, dan mulai ada yang mengambil alih posisi.
Bagaimana cara melihatnya? Amati apakah harga saham menembus high sebelum penurunan. Jika menembus, itu berarti penjual sudah menyerah, dan rebound bisa dimulai.
2. Apakah akan ada katalis positif dalam waktu dekat
Sinyal bottom juga muncul saat berita buruk sudah habis. Misalnya, sebuah perusahaan publik mengumumkan laporan keuangan negatif, harga saham langsung jatuh gap down, tetapi setelah pasar mencerna berita tersebut, tidak ada berita buruk baru—ini biasanya adalah waktu yang tepat untuk bottom fishing.
Contoh dari Pasar AS untuk Menentukan Waktu Bottom Fishing
Contoh 1: Krisis Inflasi 2022
Pada 2022, Federal Reserve terus menaikkan suku bunga, pasar mengalami kekurangan likuiditas, S&P 500 turun tajam. Tetapi saat inflasi mencapai puncaknya dan mulai menurun di Oktober, pasar tahu—siklus kenaikan suku bunga mungkin sudah berakhir. November menjadi waktu yang sangat baik untuk bottom fishing, dan benar saja, pasar kemudian rebound besar.
Contoh 2: Pandemi COVID-19 2020
Saat pandemi meletus, pasar saham jatuh sangat dalam, tetapi Federal Reserve segera mengumumkan pelonggaran kuantitatif tanpa batas, berita positif ini langsung mengubah arah pasar, dan kemudian berlangsung bull market selama lebih dari satu tahun.
Bagaimana Meningkatkan Keberhasilan Bottom Fishing?
Tips 1: Pastikan tidak ada berita buruk baru
Contohnya Meta, harga saham langsung turun gap down karena laporan keuangan yang tidak memenuhi ekspektasi. Tapi kamu harus pastikan—apakah ini karena satu faktor saja atau ada banyak faktor? Apakah masih ada berita buruk lain? Pastikan berita buruk sudah cukup habis, peluang bottom lebih besar.
Tips 2: Cari dukungan dari analisis teknikal
Tak peduli apa berita pasar, jika harga turun ke garis support penting (misalnya garis moving average 6 bulan, garis tahunan), support akan sangat kuat. Atau jika turun di bawah lower band Bollinger, kemungkinan rebound ke dalam channel cukup tinggi. Semakin banyak kondisi terpenuhi, semakin kecil risiko menembus bottom.
Tips 3: Terapkan stop profit dan stop loss secara ketat
Ini yang paling penting. Bottom fishing mengutamakan—ambil keuntungan 7% langsung keluar, cut loss 2% langsung keluar. Terlihat tidak seimbang, tetapi selama tingkat kemenangan lebih dari 30%, return jangka panjangnya cukup menguntungkan.
Misalnya, melakukan 5 transaksi setahun, dengan keuntungan 5-7%, kerugian 1-2%, tingkat kemenangan 80%, dengan modal 500 juta, dalam setahun bisa menghasilkan sekitar 35% keuntungan.
Mengapa Menggunakan Leverage?
Hanya mendapatkan 5-7% dari bottom fishing mungkin terlalu kecil bagi banyak orang. Tapi jika menggunakan leverage 3-5 kali (untuk saham individual) atau 10-20 kali (untuk indeks), dengan tingkat kemenangan dan frekuensi trading yang sama, keuntungan bisa diperbesar menjadi 20-50%.
Tentu saja, syarat utamanya adalah kemampuan eksekusi stop loss yang cukup kuat. Karena leverage tidak hanya memperbesar keuntungan, tetapi juga memperbesar kerugian.
Ringkasan Utama
Bottom fishing bukan bergantung pada keberuntungan, tetapi pada:
Kemampuan menilai titik terendah—melalui analisis teknikal, fundamental, dan sentimen pasar secara gabungan
Disiplin dalam eksekusi—stop profit dan stop loss harus dijalankan secara ketat, jangan serakah
Memilih alat yang tepat—gunakan platform dengan biaya transaksi rendah dan dukungan leverage tinggi, agar setiap keuntungan tidak tergerus biaya
Jika mampu melakukan ketiga hal ini, bottom fishing jangka pendek bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Panduan langkah demi langkah untuk membeli di dasar: rahasia trading jangka pendek yang bisa digunakan di pasar bullish dan bearish
Apa itu Bottom Fishing? Pengertian Bottom Fishing Secara Sederhana
Dalam dunia investasi ada sebuah meme yang tak pernah usang: kebanyakan orang membeli saham berdasarkan kepercayaan, sedikit orang berdasarkan tren, tetapi ada juga yang khusus memakan pembalikan—itulah bottom fishing.
Pengertian bottom fishing adalah membeli saat harga saham mencapai titik terendah, menunggu rebound untuk mendapatkan selisih keuntungan. Terlihat sederhana, tetapi kuncinya adalah—bagaimana kamu tahu bahwa saat ini adalah titik terendah? Banyak saham yang secara jangka panjang undervalued, tetapi membeli malah berisiko mati karena tidak ada yang mau.
Jadi, bottom fishing yang benar-benar bisa menghasilkan uang harus memenuhi dua syarat:
Singkatnya, bottom fishing adalah operasi jangka pendek, mengutamakan cepat masuk dan keluar, jika salah prediksi langsung cut loss, dan segera keluar setelah mendapatkan keuntungan.
Dua Faktor Utama Menentukan Waktu Bottom Fishing
1. Apakah tekanan jual sudah sepenuhnya terlepas
Setelah harga saham turun tajam, biasanya akan ada beberapa hari penjualan panik secara berkelanjutan. Titik terendah yang sesungguhnya muncul saat—tekanan jual sudah habis, dan mulai ada yang mengambil alih posisi.
Bagaimana cara melihatnya? Amati apakah harga saham menembus high sebelum penurunan. Jika menembus, itu berarti penjual sudah menyerah, dan rebound bisa dimulai.
2. Apakah akan ada katalis positif dalam waktu dekat
Sinyal bottom juga muncul saat berita buruk sudah habis. Misalnya, sebuah perusahaan publik mengumumkan laporan keuangan negatif, harga saham langsung jatuh gap down, tetapi setelah pasar mencerna berita tersebut, tidak ada berita buruk baru—ini biasanya adalah waktu yang tepat untuk bottom fishing.
Contoh dari Pasar AS untuk Menentukan Waktu Bottom Fishing
Contoh 1: Krisis Inflasi 2022
Pada 2022, Federal Reserve terus menaikkan suku bunga, pasar mengalami kekurangan likuiditas, S&P 500 turun tajam. Tetapi saat inflasi mencapai puncaknya dan mulai menurun di Oktober, pasar tahu—siklus kenaikan suku bunga mungkin sudah berakhir. November menjadi waktu yang sangat baik untuk bottom fishing, dan benar saja, pasar kemudian rebound besar.
Contoh 2: Pandemi COVID-19 2020
Saat pandemi meletus, pasar saham jatuh sangat dalam, tetapi Federal Reserve segera mengumumkan pelonggaran kuantitatif tanpa batas, berita positif ini langsung mengubah arah pasar, dan kemudian berlangsung bull market selama lebih dari satu tahun.
Bagaimana Meningkatkan Keberhasilan Bottom Fishing?
Tips 1: Pastikan tidak ada berita buruk baru
Contohnya Meta, harga saham langsung turun gap down karena laporan keuangan yang tidak memenuhi ekspektasi. Tapi kamu harus pastikan—apakah ini karena satu faktor saja atau ada banyak faktor? Apakah masih ada berita buruk lain? Pastikan berita buruk sudah cukup habis, peluang bottom lebih besar.
Tips 2: Cari dukungan dari analisis teknikal
Tak peduli apa berita pasar, jika harga turun ke garis support penting (misalnya garis moving average 6 bulan, garis tahunan), support akan sangat kuat. Atau jika turun di bawah lower band Bollinger, kemungkinan rebound ke dalam channel cukup tinggi. Semakin banyak kondisi terpenuhi, semakin kecil risiko menembus bottom.
Tips 3: Terapkan stop profit dan stop loss secara ketat
Ini yang paling penting. Bottom fishing mengutamakan—ambil keuntungan 7% langsung keluar, cut loss 2% langsung keluar. Terlihat tidak seimbang, tetapi selama tingkat kemenangan lebih dari 30%, return jangka panjangnya cukup menguntungkan.
Misalnya, melakukan 5 transaksi setahun, dengan keuntungan 5-7%, kerugian 1-2%, tingkat kemenangan 80%, dengan modal 500 juta, dalam setahun bisa menghasilkan sekitar 35% keuntungan.
Mengapa Menggunakan Leverage?
Hanya mendapatkan 5-7% dari bottom fishing mungkin terlalu kecil bagi banyak orang. Tapi jika menggunakan leverage 3-5 kali (untuk saham individual) atau 10-20 kali (untuk indeks), dengan tingkat kemenangan dan frekuensi trading yang sama, keuntungan bisa diperbesar menjadi 20-50%.
Tentu saja, syarat utamanya adalah kemampuan eksekusi stop loss yang cukup kuat. Karena leverage tidak hanya memperbesar keuntungan, tetapi juga memperbesar kerugian.
Ringkasan Utama
Bottom fishing bukan bergantung pada keberuntungan, tetapi pada:
Jika mampu melakukan ketiga hal ini, bottom fishing jangka pendek bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil.