Banyak orang merasa penasaran sekaligus takut dengan kontrak perpetual karena memang ini adalah pedang bermata dua. Pertama-tama, mari kita jelaskan dengan jelas, apa sebenarnya ini.

Kontrak perpetual pada dasarnya adalah sebuah perjanjian taruhan harga. Kamu bertaruh pada bursa bahwa harga masa depan suatu aset (misalnya Bitcoin) akan naik atau turun. Intinya: kamu tidak memperdagangkan aset nyata itu sendiri, melainkan sebuah "kontrak". Jika kamu yakin harga akan naik, kamu ambil posisi long; jika yakin harga akan turun, kamu ambil posisi short, sama seperti futures tradisional.

Tapi keunggulan dari kontrak perpetual terletak pada satu kata—perpetual. Futures tradisional memiliki tanggal kadaluarsa dan harus diselesaikan saat jatuh tempo. Lalu, kontrak perpetual? Tidak ada tanggal kadaluarsa. Kamu bisa memegang "taruhan" ini selamanya, kapan saja ingin menutup posisi juga bisa. Asalkan saldo di akunmu masih cukup.

Sekarang masuk ke bagian yang paling mendebarkan: mekanisme leverage. Inilah alasan mengapa kontrak perpetual bisa membuat orang serakah sekaligus takut. Misalnya, kamu menaruh margin 100 dolar, dengan leverage 100x, maka kamu bisa mengontrol posisi sebesar 10.000 dolar. Kedengarannya keren, kan? Fluktuasi harga 1% akan memperbesar keuntungan atau kerugianmu 100 kali lipat. Sebaliknya, jika harga bergerak berlawanan sekitar 0,01%, modalmu bisa hilang seluruhnya. Kadang-kadang bahkan bisa berutang—itulah yang disebut likuidasi paksa. 💥

Mengapa kontrak perpetual bisa tetap ada dan tidak seperti futures yang harus diselesaikan secara berkala? Di sini ada satu desain cerdas yang disebut biaya dana (funding rate). Setiap interval tertentu (misalnya 8 jam), akan ada penyelesaian biaya kecil antara posisi long dan short. Ketika suasana pasar cenderung bullish (banyak orang yang melakukan long), posisi long harus membayar ke posisi short, dengan cara ini memotivasi orang untuk melakukan short dan membuat harga kembali mengikuti harga spot. Sebaliknya juga berlaku. Tujuannya adalah agar harga kontrak selalu mengikuti harga spot dan tidak melenceng terlalu jauh.

Jadi, saat kamu memperdagangkan kontrak perpetual, jangan hanya fokus pada potensi keuntungan, biaya dana juga harus dihitung. Biaya ini akan langsung mengurangi keuntunganmu, atau memperbesar kerugianmu.