Banyak orang memperdebatkan Bitcoin dan emas sebagai mata uang ideal, padahal topik ini sendiri sebenarnya tidak ada artinya.
Kenapa? Karena keduanya sama sekali bukan mata uang, melainkan hanya salah satu anchor (patokan) dari mata uang.
Pasokan tetap memang terdengar indah, tapi bagaimana jika diterapkan secara nyata? Bencana. Kekayaan akan semakin terkonsentrasi pada segelintir orang, harga barang terus deflasi, teknologi baru mandek karena kurangnya dukungan dana. Seluruh ekonomi akan terjebak dalam kondisi kaku yang aneh.
Coba bayangkan zaman beberapa dekade lalu ketika segala sesuatu harus pakai kupon—kupon beras, kupon daging, kupon kain—semuanya terbatas. Harga barang memang rendah, tapi apa yang bisa dinikmati orang biasa? Ikan di sungai saja tidak bisa diambil sembarangan, hanya kelompok tertentu yang dapat jatah tambahan.
Itulah gambaran nyata dari model deflasi: di permukaan harga memang murah, tapi kenyataannya mayoritas orang sama sekali tidak punya akses ke sumber daya.
Jadi, tidak perlu terus mempermasalahkan mana yang lebih sempurna antara Bitcoin dan emas. Nilai mereka terletak pada fungsinya sebagai alat penyimpan nilai, bukan sebagai alat transaksi harian. Supaya cryptocurrency benar-benar bisa diadopsi secara luas, masih perlu menyelesaikan masalah keseimbangan antara elastisitas pasokan dan vitalitas ekonomi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
APY追逐者
· 18jam yang lalu
Contoh kupon pangan itu benar-benar luar biasa, langsung ke intinya... Deflasi memang racun bagi ekonomi.
Lihat AsliBalas0
0xLostKey
· 18jam yang lalu
Perumpamaan tentang ekonomi berbasis kupon ini benar-benar luar biasa, tepat mengenai kelemahan utama dari pasokan tetap.
Lihat AsliBalas0
digital_archaeologist
· 18jam yang lalu
Benar sekali, deflasi memang menjebak orang miskin.
Lihat AsliBalas0
SerLiquidated
· 18jam yang lalu
Bagian tentang sistem tiket itu benar-benar luar biasa, langsung membongkar esensi dari deflasi.
Lihat AsliBalas0
TopEscapeArtist
· 18jam yang lalu
Aduh, logika ini benar-benar mengenai hati saya, dulu saya juga terus-terusan berpegang pada fantasi BTC sebagai mata uang, tapi begitu lihat indikator MACD death cross di analisis teknikal langsung panik. Sekarang saya paham, ternyata BTC cuma alat acuan saja.
Banyak orang memperdebatkan Bitcoin dan emas sebagai mata uang ideal, padahal topik ini sendiri sebenarnya tidak ada artinya.
Kenapa? Karena keduanya sama sekali bukan mata uang, melainkan hanya salah satu anchor (patokan) dari mata uang.
Pasokan tetap memang terdengar indah, tapi bagaimana jika diterapkan secara nyata? Bencana. Kekayaan akan semakin terkonsentrasi pada segelintir orang, harga barang terus deflasi, teknologi baru mandek karena kurangnya dukungan dana. Seluruh ekonomi akan terjebak dalam kondisi kaku yang aneh.
Coba bayangkan zaman beberapa dekade lalu ketika segala sesuatu harus pakai kupon—kupon beras, kupon daging, kupon kain—semuanya terbatas. Harga barang memang rendah, tapi apa yang bisa dinikmati orang biasa? Ikan di sungai saja tidak bisa diambil sembarangan, hanya kelompok tertentu yang dapat jatah tambahan.
Itulah gambaran nyata dari model deflasi: di permukaan harga memang murah, tapi kenyataannya mayoritas orang sama sekali tidak punya akses ke sumber daya.
Jadi, tidak perlu terus mempermasalahkan mana yang lebih sempurna antara Bitcoin dan emas. Nilai mereka terletak pada fungsinya sebagai alat penyimpan nilai, bukan sebagai alat transaksi harian. Supaya cryptocurrency benar-benar bisa diadopsi secara luas, masih perlu menyelesaikan masalah keseimbangan antara elastisitas pasokan dan vitalitas ekonomi.