3 Prinsip Bertahan Hidup yang Harus Selalu Kamu Ingat, Baik Kamu Pemula Maupun Sudah Lama Bermain

8 tahun berkecimpung di pasar crypto, saya kehilangan lebih banyak daripada yang pernah saya dapatkan. Tapi rasa sakit terbesar, hingga hari ini masih terasa perih… adalah tahun 2020, ketika karena terdesak uang saya terpaksa menjual 3 BTC dengan harga hanya 20.000 USD. Sekarang, melihat kembali, nilai coin itu sudah lebih dari 600.000 USD. Sebuah pelajaran seumur hidup. Namun minggu lalu, ketika JPMorgan secara resmi menerima crypto sebagai aset jaminan, saya tiba-tiba menyadari satu hal: Pasar ini akhirnya sampai di tahap yang seharusnya terjadi sejak 8 tahun lalu – “era legalisasi”. Dari seorang yang membawa 5.000 USD masuk ke pasar, hingga akun tujuh digit seperti sekarang, saya bisa berkata jujur: Kaya dari crypto tidak pernah soal keberuntungan. Itu datang dari 3 prinsip bertahan hidup yang harus Anda tanamkan, entah Anda baru masuk atau sudah lama bermain.

1. 80% Aset Hanya Boleh Ditaruh di “Dua Pilar”: BTC & ETH Sepuluh tahun terakhir, saya pernah memegang segala jenis altcoin — meme, gamefi, defi generasi awal, layer 1 yang asing… Tapi pada akhirnya: hanya Bitcoin dan Ethereum yang benar-benar tumbuh lintas siklus. Mereka bertahan dari: Pengetatan kebijakanPerubahan aturan pajakMasalah exchangeBeberapa siklus bull – bear Dan yang terpenting: Mereka selalu menjadi aset pertama yang pulih saat pasar berbalik arah. Keputusan JPMorgan memasukkan BTC dan ETH ke daftar aset jaminan tak ubahnya seperti cap pengesahan nilai sesungguhnya. Pemula harus bagaimana? 80% modal → BTC dan ETH20% sisanya → Proyek yang punya model jelas, pertumbuhan nyata, bukan token “cerita doang”. Dengan begitu, Anda tetap pegang sisi aman, sekaligus membuka peluang cuan super.
2. “Aktifkan” Aset dengan Benar – Legal, Aman, Tanpa Disalahgunakan Di masa belum ada channel perantara terpercaya, kalau butuh uang cash: → harus jual coin → atau pinjam sembarangan, rawan scam Keduanya sama-sama buruk. Kini, diperbolehkan menggunakan crypto sebagai aset jaminan sepenuhnya membebaskan likuiditas bagi investor. Tak perlu jual coin → tetap dapat uang tunai → tetap pegang posisi jangka panjang Tapi jangan sampai jadi “all-in” untuk pinjam. Aturan emas: Jangan pernah pinjam lebih dari 50% nilai aset jaminan. Crypto sangat volatil, hanya perlu koreksi 20–30% Anda bisa: Margin callLikuidasi asetHilang total posisi jangka panjang Anggap pinjaman sebagai alat cadangan — bukan alat menambah risiko.
3. Hanya Ikuti “Arus Legal” – Jauhi Zona Abu-abu Tahun-tahun awal main crypto seperti menembus hutan belantara: Exchange liar tutup – bukaProyek bodong di mana-manaPinjam – simpan dengan janji “pasti untung” lalu kabur bawa uang Saat itu, yang selamat hanya mengandalkan keberuntungan. Tapi sekarang berbeda. Para raksasa keuangan – khususnya JPMorgan – sudah masuk pasar. Ini menandakan satu hal: Jika Anda menempuh jalur legal, Anda hampir menyingkirkan 70% risiko. Pemula harus ingat: Hanya trading di exchange terkontrolJangan setor dana ke proyek yang janji “cuan stabil – bebas risiko”Jangan sentuh platform kredit ilegalPantau pergerakan institusi besar – itulah penunjuk arah pasar Di mana ada legalisasi, di situ ada aliran uang nyata. Kesimpulan — Crypto Kini Bukan Lagi “Kasino” Seperti 8 Tahun Lalu Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya akan bilang ke diri saya di tahun 2020: “Jangan jual 3 BTC itu — era legalisasi akan tiba.” Hari ini itu benar-benar terjadi. Crypto bukan lagi permainan rumor, FOMO atau “all-in jadi kaya mendadak”. Pemenang bukan yang masuk paling awal, tapi yang memegang aset benar, pakai alat yang tepat, dan mengikuti tren legalisasi. Jangan cari cepat kaya. Dalam 10 tahun, saya menyaksikan 99% orang yang “main margin – pegang shitcoin – cari cuan instan” lenyap dari pasar. Yang tersisa? Adalah mereka yang mantap pegang BTC/ETH, kelola risiko dan ikuti tren legalisasi sejak awal. Jika Anda membaca tulisan ini, selamat — Anda sudah jauh lebih benar arah jalannya dibanding kebanyakan orang.