#美联储政策展望 Melihat kembali sejarah, prospek kebijakan The Fed selalu menjadi perhatian utama pasar. Kini, melihat hasil survei Reuters, tak pelak mengingatkan saya pada masa setelah krisis keuangan 2008. Saat itu, didorong oleh pemulihan ekonomi dan inovasi teknologi, pasar sangat optimis terhadap masa depan. Namun kita tidak boleh lupa, sentimen optimisme sering kali menjadi ladang subur bagi akumulasi risiko.
Indeks S&P 500 diperkirakan akan naik sekitar 12% hingga akhir 2026, sebuah ekspektasi yang memang menggembirakan. Tapi kita harus waspada, di pasar bull sebelumnya juga pernah muncul ekspektasi optimis serupa, namun akhirnya berujung pada kerugian besar. Terlebih lagi, dalam situasi saat ini di mana inflasi mungkin naik kembali dan prospek penurunan suku bunga tidak pasti, kita semakin perlu tetap waspada.
Menariknya, "Dr. Doom" Roubini kali ini jarang sekali menunjukkan sikap optimis. Ia meyakini inovasi teknologi akan mendorong ekonomi AS bangkit kuat, dan ini mengingatkan saya pada periode gelembung internet di akhir 90-an. Saat itu, inovasi teknologi juga memimpin euforia pasar, namun akhirnya berujung pada pecahnya gelembung.
Sejarah mengajarkan kita untuk tidak buta dalam optimisme, juga tidak terjebak dalam pesimisme yang berlebihan. Saat ini, kita perlu menganalisis data secara tenang, memantau arah kebijakan, sekaligus waspada terhadap risiko yang mungkin timbul akibat sentimen pasar. Bagaimanapun juga, siklus pasar selalu berayun antara euforia dan keputusasaan, dan investor bijak seharusnya tetap rasional dan sabar dalam proses tersebut.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
#美联储政策展望 Melihat kembali sejarah, prospek kebijakan The Fed selalu menjadi perhatian utama pasar. Kini, melihat hasil survei Reuters, tak pelak mengingatkan saya pada masa setelah krisis keuangan 2008. Saat itu, didorong oleh pemulihan ekonomi dan inovasi teknologi, pasar sangat optimis terhadap masa depan. Namun kita tidak boleh lupa, sentimen optimisme sering kali menjadi ladang subur bagi akumulasi risiko.
Indeks S&P 500 diperkirakan akan naik sekitar 12% hingga akhir 2026, sebuah ekspektasi yang memang menggembirakan. Tapi kita harus waspada, di pasar bull sebelumnya juga pernah muncul ekspektasi optimis serupa, namun akhirnya berujung pada kerugian besar. Terlebih lagi, dalam situasi saat ini di mana inflasi mungkin naik kembali dan prospek penurunan suku bunga tidak pasti, kita semakin perlu tetap waspada.
Menariknya, "Dr. Doom" Roubini kali ini jarang sekali menunjukkan sikap optimis. Ia meyakini inovasi teknologi akan mendorong ekonomi AS bangkit kuat, dan ini mengingatkan saya pada periode gelembung internet di akhir 90-an. Saat itu, inovasi teknologi juga memimpin euforia pasar, namun akhirnya berujung pada pecahnya gelembung.
Sejarah mengajarkan kita untuk tidak buta dalam optimisme, juga tidak terjebak dalam pesimisme yang berlebihan. Saat ini, kita perlu menganalisis data secara tenang, memantau arah kebijakan, sekaligus waspada terhadap risiko yang mungkin timbul akibat sentimen pasar. Bagaimanapun juga, siklus pasar selalu berayun antara euforia dan keputusasaan, dan investor bijak seharusnya tetap rasional dan sabar dalam proses tersebut.