Sebuah video rekayasa yang menyamar sebagai jurnalis Yalda Hakim dari Sky News telah menyebar luas di berbagai platform sosial, memicu kekhawatiran yang meluas.
“Konten yang dimanipulasi seperti ini menyebar dengan cepat dan membawa bahaya nyata,” peringatkan Hakim, “terutama ketika negara-negara sudah dalam kondisi tegang dan pernyataan palsu ini bisa mendorong ketegangan menuju konflik nyata.”
Insiden ini menyoroti kekhawatiran yang semakin meningkat tentang misinformasi yang dihasilkan AI di era di mana verifikasi konten asli menjadi semakin penting. Seiring teknologi deepfake semakin murah dan meyakinkan, membedakan antara yang nyata dan yang rekayasa menjadi tantangan serius baik bagi kalangan media maupun masyarakat.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
9
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SocialAnxietyStaker
· 2jam yang lalu
Deepfake ini memang benar-benar keterlaluan, sekarang siapa pun harus lebih waspada terhadap konten yang mereka lihat.
Lihat AsliBalas0
TokenStorm
· 12-06 06:01
Deepfake ini, dari sisi teknologi memang seperti tong mesiu, ya. Kalau uji balik data historis, setiap kali kejadian seperti ini muncul, pasar pasti bergejolak 20-30%, faktor risikonya langsung melonjak.
Zaman di mana sulit membedakan benar dan palsu sudah tiba, data on-chain pun bisa dipalsukan, terus kita masih percaya apa lagi, haha.
Lihat AsliBalas0
LiquidityWizard
· 12-05 19:19
Eh, deepfake ini benar-benar sudah kelewatan, rasanya siapa saja bisa diganti wajahnya... Kalau hal ini benar-benar terjadi di masa situasi tegang, bisa kacau banget.
Lihat AsliBalas0
SerRugResistant
· 12-04 18:54
Deepfake ini benar-benar semakin parah. Bukannya biaya pemalsuan makin tinggi, malah justru makin rendah dan penyebarannya super cepat. Takut nggak?
Lihat AsliBalas0
AirdropHunter007
· 12-04 18:52
Waduh, deepfake sudah sehebat ini ya, pantesan sekarang apa-apa jadi nggak percaya.
Lihat AsliBalas0
ChainChef
· 12-04 18:51
situasi deepfake ini bener-bener kayak protokol setengah jadi yang lagi dibikin... bahannya udah ada tapi bumbunya salah semua. kalau sumbernya aja udah nggak bisa diverifikasi, selera pasar buat kebenaran bisa ambruk total, beneran deh
Lihat AsliBalas0
New_Ser_Ngmi
· 12-04 18:50
Deepfake ini benar-benar keterlaluan, sekarang bahkan jurnalis pun bisa tertipu, siapa lagi yang bisa dipercaya?
Lihat AsliBalas0
LightningClicker
· 12-04 18:35
Deepfake ini benar-benar sudah keterlaluan, sekarang bahkan jurnalis pun jadi korban...
Jujur saja, kalau ini menyebar luas, perang opini akan naik level dari perang informasi jadi perang psikologis.
Lihat AsliBalas0
SmartContractPlumber
· 12-04 18:34
Teknologi deepfake ini mirip dengan celah reentrancy pada smart contract, terlihat canggih padahal intinya sama-sama kekurangan verifikasi. Masalahnya bukan pada teknologinya sendiri, tapi pada runtuhnya seluruh rantai audit—coba lihat, kalau saja verifikasi keaslian konten diperlakukan seperti kontrol akses, tidak akan sampai seruwet sekarang.
Sebuah video rekayasa yang menyamar sebagai jurnalis Yalda Hakim dari Sky News telah menyebar luas di berbagai platform sosial, memicu kekhawatiran yang meluas.
“Konten yang dimanipulasi seperti ini menyebar dengan cepat dan membawa bahaya nyata,” peringatkan Hakim, “terutama ketika negara-negara sudah dalam kondisi tegang dan pernyataan palsu ini bisa mendorong ketegangan menuju konflik nyata.”
Insiden ini menyoroti kekhawatiran yang semakin meningkat tentang misinformasi yang dihasilkan AI di era di mana verifikasi konten asli menjadi semakin penting. Seiring teknologi deepfake semakin murah dan meyakinkan, membedakan antara yang nyata dan yang rekayasa menjadi tantangan serius baik bagi kalangan media maupun masyarakat.