Jika pemerintah AS benar-benar mengakhiri pemogokan terpanjang dalam sejarah ini, bulan depan kita akan melihat tumpukan data ekonomi yang akan dirilis sekaligus. Namun, masalahnya adalah—orang-orang di The Federal Reserve (FED) sekarang semakin meragukan apakah data-data ini benar-benar dapat memberikan alasan yang cukup bagi mereka untuk menurunkan suku bunga sekali lagi tahun ini?

Sudah lebih dari 40 hari tanpa data resmi yang dapat dilihat, para pejabat The Federal Reserve (FED) sekarang pada dasarnya berpikir seperti ini: pasar tenaga kerja masih baik, kondisi keuangan juga tidak terlalu ketat, inflasi? Masih bergetar di atas garis target, dan arahannya tidak terlalu tepat.

Jadi, kecuali ada kejutan besar yang tiba-tiba muncul dari data yang tertunda itu, maka kemungkinan untuk melakukan penurunan suku bunga ketiga tahun ini semakin cepat menguap. Apakah pasar berjangka masih memberikan peluang dua pertiga untuk penurunan suku bunga di bulan Desember? Harapan ini kemungkinan besar akan gagal.

Meskipun orang-orang "yang dekat dengan pemerintahan tertentu" di dewan—yang paling jelas adalah mantan penasihat pemerintah Stephen Miran—masih mendorong untuk terus mencetak uang dalam jumlah besar, tetapi kalangan moderat sudah mulai berbalik ke arah yang berlawanan.

Presiden Federal Reserve St. Louis Alberto Musalem mengatakan dengan cukup jelas pada hari Senin: "Kita harus hati-hati dalam hal ini, sebenarnya ruang untuk melonggarkan kebijakan kita cukup terbatas, tidak bisa membuat kebijakan terlalu longgar."

Wakil Ketua juga memiliki makna yang serupa: "Kita hampir mencapai suku bunga netral, lebih baik berjalan dengan stabil adalah cara yang tepat."

Intinya adalah: jangan berharap untuk melihat pemotongan suku bunga di akhir tahun, pasar harus menyesuaikan harapan.