Gap harga, atau gap, dalam bidang trading menunjukkan perbedaan antara harga aset saat penutupan dan pembukaan dua sesi perdagangan yang berdekatan. Gap dapat bersifat naik ( saat harga naik ), maupun turun ( saat harga turun ). Mereka sekaligus merupakan risiko dan peluang potensial bagi para pelaku pasar.

Beberapa trader menggunakan gap sebagai indikator untuk mengambil keputusan perdagangan. Misalnya, jika harga aset dibuka jauh di atas penutupan sebelumnya ( terbentuk "bullish gap" ), ini dapat menandakan permintaan yang kuat dan kemungkinan kenaikan lebih lanjut. Sebaliknya, jika harga dibuka jauh di bawah penutupan sebelumnya ( terbentuk "bearish gap" ), ini dapat menunjukkan dominasi penawaran dan kemungkinan kelanjutan penurunan.

Setelah pembentukan gap turun, pasar biasanya menunjukkan karakteristik berikut:

1. Melanjutkan tren: Jika gap turun terbentuk searah dengan tren saat ini, pasar sering kali melanjutkan pergerakan ke arah yang sama. Artinya, dalam tren turun sebelum gap, kemungkinan akan ada penurunan lebih lanjut.

2. Penarikan: Terkadang setelah gap turun, dapat terjadi gerakan korektif. Ini berarti bahwa harga dapat naik sementara, sebagian menutup gap, dan kemudian kembali ke arah utama pergerakan.

3. Tanda kelemahan: Gap menurun dapat menunjukkan kelemahan pasar dan dominasi sentimen negatif. Peserta pasar mungkin menunjukkan kehati-hatian dan menahan diri dari membuka posisi jangka panjang.

4. Analisis Komprehensif: Penting untuk mempertimbangkan faktor tambahan, seperti volume perdagangan, indikator teknis, dan latar belakang berita. Mereka membantu untuk lebih memahami reaksi pasar terhadap gap yang menurun.

Situasi yang serupa, tetapi dengan efek sebaliknya, diamati saat membentuk gap naik.

Setiap situasi unik, dan perilaku pasar dapat bervariasi. Diperlukan penerapan alat analisis tambahan untuk membuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, penggunaan gap sebagai dasar untuk keputusan perdagangan harus disertai dengan kehati-hatian dan analisis menyeluruh terhadap situasi pasar.