Hukum Islam tentang Perdagangan Futures dalam Mata Uang Kripto
"Apakah perdagangan futures di bursa utama sesuai dengan syariah?" Jawaban yang sederhana adalah tidak, secara umum tidak dianggap sesuai dengan prinsip Islam. Berikut adalah penjelasan lebih dalam mengapa umat Muslim harus mempertimbangkan dengan hati-hati partisipasi mereka dalam aktivitas semacam itu.
Mengapa Perdagangan Futures Mata Uang Kripto Bertentangan dengan Prinsip Syariah
Sebagian besar bursa mata uang kripto menawarkan perdagangan futures di mana para investor berspekulasi tentang pergerakan harga tanpa memiliki aset yang mendasarinya. Dari perspektif keuangan Islam, ini menimbulkan beberapa kekhawatiran:
Perjudian (Maysir) – Perdagangan futures pada dasarnya mewakili spekulasi terhadap pergerakan harga daripada kepemilikan aset nyata. Keberhasilan atau kegagalan sangat bergantung pada fluktuasi pasar, menyerupai perjudian yang dilarang dalam keuangan Islam.
Bunga (Riba) – Perdagangan Futures biasanya melibatkan leverage (perdagangan dengan dana pinjaman), yang menimbulkan pembayaran atau penghasilan bunga. Riba secara eksplisit dilarang dalam Al-Quran dan dianggap sebagai salah satu larangan keuangan utama dalam Islam.
Ketidakpastian Berlebihan (Gharar) – Perdagangan kontrak untuk aset yang tidak Anda miliki, dengan hasil yang bergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi, mengandung ketidakpastian yang signifikan. Hukum komersial Islam memerlukan transparansi dan kejelasan dalam transaksi, menghindari risiko dan ambiguitas yang berlebihan.
Alternatif yang Mematuhi Syariah untuk Investor Muslim
Investor mata uang kripto Muslim masih memiliki beberapa opsi yang sesuai tersedia:
Perdagangan Spot – Membeli dan memiliki mata uang kripto secara langsung tanpa leverage umumnya dianggap diperbolehkan ketika aset yang mendasarinya memiliki tujuan yang sah.
Mata Uang Kripto yang telah disaring sesuai Syariah – Memfokuskan pada aset digital yang tidak melibatkan mekanisme bunga atau kegiatan bisnis yang dilarang.
Partisipasi dalam pengaturan bagi hasil – Beberapa platform menawarkan mekanisme staking berdasarkan prinsip bagi hasil daripada pengembalian yang dijamin, yang mungkin lebih selaras dengan prinsip keuangan Islam.
Pertimbangan Penting bagi Investor Muslim
Bahkan ketika terlibat dalam aktivitas mata uang kripto yang berpotensi sesuai, umat Muslim harus mematuhi pedoman ini:
Hindari semua bentuk perdagangan margin dan perdagangan berleverase
Jauhi derivatif seperti futures dan opsi
Lakukan penelitian menyeluruh tentang teknologi dan tujuan yang mendasari
Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ulama keuangan Islam yang berkualitas untuk panduan pribadi
Menurut penelitian terbaru, banyak investor Muslim lebih memilih metode perdagangan yang sesuai dengan syariah, dengan perdagangan spot menjadi pendekatan yang paling diterima yang sejalan dengan prinsip keuangan Islam.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apakah Perdagangan Futures Mata Uang Kripto Mematuhi Syariah? Perspektif Islam
Hukum Islam tentang Perdagangan Futures dalam Mata Uang Kripto
"Apakah perdagangan futures di bursa utama sesuai dengan syariah?" Jawaban yang sederhana adalah tidak, secara umum tidak dianggap sesuai dengan prinsip Islam. Berikut adalah penjelasan lebih dalam mengapa umat Muslim harus mempertimbangkan dengan hati-hati partisipasi mereka dalam aktivitas semacam itu.
Mengapa Perdagangan Futures Mata Uang Kripto Bertentangan dengan Prinsip Syariah
Sebagian besar bursa mata uang kripto menawarkan perdagangan futures di mana para investor berspekulasi tentang pergerakan harga tanpa memiliki aset yang mendasarinya. Dari perspektif keuangan Islam, ini menimbulkan beberapa kekhawatiran:
Perjudian (Maysir) – Perdagangan futures pada dasarnya mewakili spekulasi terhadap pergerakan harga daripada kepemilikan aset nyata. Keberhasilan atau kegagalan sangat bergantung pada fluktuasi pasar, menyerupai perjudian yang dilarang dalam keuangan Islam.
Bunga (Riba) – Perdagangan Futures biasanya melibatkan leverage (perdagangan dengan dana pinjaman), yang menimbulkan pembayaran atau penghasilan bunga. Riba secara eksplisit dilarang dalam Al-Quran dan dianggap sebagai salah satu larangan keuangan utama dalam Islam.
Ketidakpastian Berlebihan (Gharar) – Perdagangan kontrak untuk aset yang tidak Anda miliki, dengan hasil yang bergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi, mengandung ketidakpastian yang signifikan. Hukum komersial Islam memerlukan transparansi dan kejelasan dalam transaksi, menghindari risiko dan ambiguitas yang berlebihan.
Alternatif yang Mematuhi Syariah untuk Investor Muslim
Investor mata uang kripto Muslim masih memiliki beberapa opsi yang sesuai tersedia:
Perdagangan Spot – Membeli dan memiliki mata uang kripto secara langsung tanpa leverage umumnya dianggap diperbolehkan ketika aset yang mendasarinya memiliki tujuan yang sah.
Mata Uang Kripto yang telah disaring sesuai Syariah – Memfokuskan pada aset digital yang tidak melibatkan mekanisme bunga atau kegiatan bisnis yang dilarang.
Partisipasi dalam pengaturan bagi hasil – Beberapa platform menawarkan mekanisme staking berdasarkan prinsip bagi hasil daripada pengembalian yang dijamin, yang mungkin lebih selaras dengan prinsip keuangan Islam.
Pertimbangan Penting bagi Investor Muslim
Bahkan ketika terlibat dalam aktivitas mata uang kripto yang berpotensi sesuai, umat Muslim harus mematuhi pedoman ini:
Menurut penelitian terbaru, banyak investor Muslim lebih memilih metode perdagangan yang sesuai dengan syariah, dengan perdagangan spot menjadi pendekatan yang paling diterima yang sejalan dengan prinsip keuangan Islam.