Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. selama kunjungan resmi ke India pada awal Agustus 2025 menyatakan bahwa Filipina tidak dapat dihindari akan terlibat dalam setiap konflik militer di sekitar Taiwan karena kedekatan geografis dan kehadiran sekitar 200.000 warga Filipina di pulau tersebut. Presiden menegaskan posisi tegas negaranya dalam melindungi hak teritorial di Laut Cina Selatan, menyatakan tekad untuk tidak mundur di hadapan ancaman eksternal.
Pernyataan Marcos memicu reaksi tajam dari China, yang menuduh Filipina campur tangan dalam urusan dalam negerinya. Menanggapi kritik ini, presiden Filipina menjelaskan bahwa komentarnya merupakan penilaian realistis terhadap keamanan regional, yang ditujukan terutama untuk melindungi warga Filipina dan kedaulatan negara.
Ketegangan di Laut Cina Selatan terus menjadi faktor ketidakstabilan geopolitik di kawasan Asia-Pasifik, yang dapat mempengaruhi situasi ekonomi dan pasar keuangan jika terjadi eskalasi lebih lanjut. Administrasi Marcos secara aktif mendorong digitalisasi ekonomi Filipina, termasuk pengembangan regulasi aset kripto sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat keamanan finansial negara.
Sumber: Associated Press (AP), Reuters
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Presiden Filipina memperingatkan kemungkinan keterlibatan negara dalam konflik Taiwan di tengah ketegangan di Laut China Selatan
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. selama kunjungan resmi ke India pada awal Agustus 2025 menyatakan bahwa Filipina tidak dapat dihindari akan terlibat dalam setiap konflik militer di sekitar Taiwan karena kedekatan geografis dan kehadiran sekitar 200.000 warga Filipina di pulau tersebut. Presiden menegaskan posisi tegas negaranya dalam melindungi hak teritorial di Laut Cina Selatan, menyatakan tekad untuk tidak mundur di hadapan ancaman eksternal.
Pernyataan Marcos memicu reaksi tajam dari China, yang menuduh Filipina campur tangan dalam urusan dalam negerinya. Menanggapi kritik ini, presiden Filipina menjelaskan bahwa komentarnya merupakan penilaian realistis terhadap keamanan regional, yang ditujukan terutama untuk melindungi warga Filipina dan kedaulatan negara.
Ketegangan di Laut Cina Selatan terus menjadi faktor ketidakstabilan geopolitik di kawasan Asia-Pasifik, yang dapat mempengaruhi situasi ekonomi dan pasar keuangan jika terjadi eskalasi lebih lanjut. Administrasi Marcos secara aktif mendorong digitalisasi ekonomi Filipina, termasuk pengembangan regulasi aset kripto sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat keamanan finansial negara.
Sumber: Associated Press (AP), Reuters