Keputusan pemangkasan suku bunga terbaru oleh The Federal Reserve (FED) telah memicu perhatian pasar terhadap prospek saham AS di masa depan. Kepala Strategi Teknologi LPL Financial, Adam Turnquist, memberikan beberapa wawasan positif kepada para investor melalui analisis data historis.
Penelitian Ternquist menunjukkan bahwa sejak 1984, ketika The Federal Reserve (FED) memangkas suku bunga saat indeks S&P 500 mendekati puncak sejarah, pasar cenderung mengalami tren kenaikan. Secara khusus, dalam situasi ini, indeks S&P 500 rata-rata naik 13% dalam 12 bulan berikutnya, dengan probabilitas 93% untuk mencapai pengembalian positif.
Lebih mencolok lagi, ketika siklus penurunan suku bunga tidak disertai dengan resesi ekonomi, kinerja pasar menjadi lebih baik. Dalam kasus ini, rata-rata imbal hasil 12 bulan dari indeks S&P 500 dapat mencapai sekitar 18%, dan semua siklus penurunan suku bunga yang diamati menghasilkan keuntungan positif.
Teunquest berpendapat bahwa kondisi ekonomi saat ini tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda resesi yang akan datang. Pendapat ini didukung oleh data ekonomi terbaru. Laporan Biro Analisis Ekonomi AS menunjukkan bahwa laju pertumbuhan GDP riil tahunan untuk kuartal kedua adalah 3,3%. Indikator pelacakan GDPNow dari Federal Reserve Atlanta juga memprediksi bahwa kuartal ketiga akan mempertahankan laju pertumbuhan yang sama.
Data dan pola sejarah ini tampaknya menunjukkan bahwa pasar saham AS mungkin akan terus mempertahankan momentum yang kuat. Namun, investor tetap harus berhati-hati dan memperhatikan indikator ekonomi serta perubahan kebijakan, karena setiap siklus ekonomi memiliki keunikan tersendiri.
Meskipun data historis memberikan prospek optimis, pergerakan pasar di masa depan masih memiliki ketidakpastian. Investor harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merumuskan strategi investasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada situasi ekonomi global, risiko geopolitik, kinerja perusahaan, dan lain-lain.
Secara keseluruhan, keputusan penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED) telah memberikan dorongan baru bagi pasar, sementara data historis juga memberikan kepercayaan tertentu bagi para investor. Namun, dalam lingkungan ekonomi global yang kompleks dan terus berubah saat ini, tetap waspada dan fleksibel tetap sangat penting.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Keputusan pemangkasan suku bunga terbaru oleh The Federal Reserve (FED) telah memicu perhatian pasar terhadap prospek saham AS di masa depan. Kepala Strategi Teknologi LPL Financial, Adam Turnquist, memberikan beberapa wawasan positif kepada para investor melalui analisis data historis.
Penelitian Ternquist menunjukkan bahwa sejak 1984, ketika The Federal Reserve (FED) memangkas suku bunga saat indeks S&P 500 mendekati puncak sejarah, pasar cenderung mengalami tren kenaikan. Secara khusus, dalam situasi ini, indeks S&P 500 rata-rata naik 13% dalam 12 bulan berikutnya, dengan probabilitas 93% untuk mencapai pengembalian positif.
Lebih mencolok lagi, ketika siklus penurunan suku bunga tidak disertai dengan resesi ekonomi, kinerja pasar menjadi lebih baik. Dalam kasus ini, rata-rata imbal hasil 12 bulan dari indeks S&P 500 dapat mencapai sekitar 18%, dan semua siklus penurunan suku bunga yang diamati menghasilkan keuntungan positif.
Teunquest berpendapat bahwa kondisi ekonomi saat ini tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda resesi yang akan datang. Pendapat ini didukung oleh data ekonomi terbaru. Laporan Biro Analisis Ekonomi AS menunjukkan bahwa laju pertumbuhan GDP riil tahunan untuk kuartal kedua adalah 3,3%. Indikator pelacakan GDPNow dari Federal Reserve Atlanta juga memprediksi bahwa kuartal ketiga akan mempertahankan laju pertumbuhan yang sama.
Data dan pola sejarah ini tampaknya menunjukkan bahwa pasar saham AS mungkin akan terus mempertahankan momentum yang kuat. Namun, investor tetap harus berhati-hati dan memperhatikan indikator ekonomi serta perubahan kebijakan, karena setiap siklus ekonomi memiliki keunikan tersendiri.
Meskipun data historis memberikan prospek optimis, pergerakan pasar di masa depan masih memiliki ketidakpastian. Investor harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merumuskan strategi investasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada situasi ekonomi global, risiko geopolitik, kinerja perusahaan, dan lain-lain.
Secara keseluruhan, keputusan penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED) telah memberikan dorongan baru bagi pasar, sementara data historis juga memberikan kepercayaan tertentu bagi para investor. Namun, dalam lingkungan ekonomi global yang kompleks dan terus berubah saat ini, tetap waspada dan fleksibel tetap sangat penting.