Belakangan ini, seorang investor terkenal membeli saham Alibaba setelah harganya sudah naik, yang memicu banyak diskusi. Banyak orang mungkin menganggap ini sebagai perilaku "mengejar harga", tetapi sebenarnya, strategi investasi ini mungkin lebih bijaksana daripada yang kita bayangkan.

Dalam dunia investasi, salah satu strategi yang dapat menghasilkan imbal hasil tinggi secara berkelanjutan adalah mengejar harga. Ini bertentangan dengan banyak pemula investor yang memiliki pandangan "mengejar harga pasti mati". Sebenarnya, jika investor dapat dengan cepat terpapar dan memahami cara berpikir para maestro trading seperti Jesse Livermore, mereka mungkin akan menemukan bahwa strategi mengejar harga justru dapat membantu mereka menghindari kerugian besar.

Inti dari strategi mengejar harga adalah bahwa ia memungkinkan investor untuk mengikuti tren pasar, bukan mencoba memprediksi titik terendah atau tertinggi. Ketika sebuah aset mulai menunjukkan momentum naik, mengikuti tren ini mungkin lebih aman dan efektif dibandingkan mencoba membeli di titik terendah. Metode ini tidak hanya dapat mengurangi risiko kehilangan kesempatan besar untuk naik, tetapi juga membantu investor menghindari kerugian besar pada aset yang turun.

Namun, perlu dicatat bahwa strategi mengejar harga yang sukses memerlukan kehati-hatian dan disiplin. Investor harus memperhatikan tren naik yang kuat, bukan fluktuasi harga jangka pendek. Pada saat yang sama, manajemen risiko yang wajar dan strategi penghentian kerugian juga sangat penting.

Secara keseluruhan, meskipun strategi mengejar harga mungkin bertentangan dengan kebijaksanaan investasi tradisional, tetapi jika diterapkan dengan benar, ia bisa menjadi alat yang kuat dalam portofolio. Bagi mereka yang ingin mencapai kesuksesan jangka panjang di pasar keuangan, memahami dan menerapkan strategi mengejar harga dengan tepat mungkin merupakan arah yang layak untuk dieksplorasi lebih dalam.