Di bidang enkripsi, banyak proyek muncul seperti jamur setelah hujan, tetapi yang benar-benar tahan terhadap analisis mendalam sangat sedikit. Banyak proyek yang awalnya cepat terkenal berkat narasi yang menarik dan topik hangat, tetapi kemudian secara bertahap menghilang dari perhatian orang karena model ekonomi yang tidak sehat, kekuatan teknis yang kurang, atau kesulitan dalam implementasi ekosistem.

Dalam konteks ini, proyek Somnia muncul dan sangat sesuai dengan gelombang diskusi saat ini tentang identitas virtual dan masyarakat virtual. Ini tidak hanya mewarisi sebagian dari konsep metaverse, tetapi juga berkomitmen untuk menyelesaikan masalah inti yang dihadapi dunia virtual tradisional melalui mekanisme inovatif dan siklus ekonomi yang lengkap.

Kelahiran Somnia bertepatan dengan penurunan minat terhadap metaverse, serta munculnya kecerdasan buatan dan tokenisasi aset fisik (RWA). Anggota tim inti proyek memiliki pengalaman yang kaya dalam pengembangan blockchain dan desain produk dunia virtual. Mereka dengan cermat menyadari bahwa alasan mendasar mengapa proyek seperti Sandbox dan Decentraland sulit mempertahankan sirkulasi ekonomi adalah karena kurangnya insentif jangka panjang untuk partisipasi dan kreasi pengguna, serta ketidaklengkapan logika dasar masyarakat virtual.

Dengan mempertimbangkan hal ini, Somnia menempatkan tujuannya untuk membangun platform masyarakat virtual yang berfokus pada verifikasi identitas dan distribusi ekonomi. Perlu dicatat bahwa Somnia bukanlah aplikasi tunggal, melainkan platform komprehensif yang bertujuan untuk menyediakan infrastruktur masyarakat virtual.

Kondisi industri saat ini memberikan kondisi yang menguntungkan bagi posisi Somnia. Secara global, permintaan pengguna akan identitas digital menunjukkan tren pertumbuhan yang cepat. Baik di media sosial maupun dalam konteks sosial virtual, orang-orang semakin mendambakan memiliki representasi digital yang unik.

Inovasi proyek Somnia terletak pada kenyataannya bahwa ia tidak hanya sekadar menyalin konsep dunia virtual yang ada, tetapi berusaha untuk menyelesaikan masalah yang telah ada lama dalam masyarakat virtual melalui desain mekanisme dan model ekonomi yang dipikirkan dengan matang. Namun, sebagai proyek yang ambisius, Somnia juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk pelaksanaan teknis, adopsi pengguna, dan kepatuhan regulasi.

Seiring dengan perkembangan proyek tersebut, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas apakah Somnia benar-benar dapat mewujudkan visinya untuk membangun masyarakat virtual yang baru, serta bagaimana hal itu akan mempengaruhi pemahaman kita tentang identitas digital dan interaksi virtual. Bagaimanapun, upaya Somnia tidak diragukan lagi memberikan pandangan dan kemungkinan baru untuk perkembangan masa depan dunia virtual.