Kemajuan Global Kerangka Regulasi Aset Digital dan Inovasi Enkripsi di UAE

Sejak tahun 2023, kerangka regulasi aset digital global telah mencapai kemajuan yang signifikan. Uni Eropa telah memperkenalkan regulasi pasar aset enkripsi dan sistem percobaan teknologi buku besar terdistribusi, menandai pencapaian tonggak penting. Otoritas Inggris telah mengajukan rekomendasi komprehensif yang bertujuan untuk mengawasi berbagai aspek, termasuk stablecoin yang didukung oleh mata uang fiat, penerbit, kustodian, serta sistem pembayaran yang menggunakan stablecoin.

Uni Emirat Arab dan daerah Hong Kong telah meluncurkan sistem lisensi aset virtual yang inovatif, siap untuk menarik gelombang baru peserta pasar yang diatur. Perlu dicatat bahwa Hong Kong dan Singapura telah memperkuat kerangka regulasi, dengan penekanan khusus pada peningkatan perlindungan pelanggan dan investor. Daerah ini juga telah menjelaskan pedoman mengenai sekuritas yang ditokenisasi dan mata uang digital, menekankan komitmen untuk membangun lingkungan aset digital yang aman dan transparan.

Belakangan ini, dengan diadakannya acara cryptocurrency penting di Dubai, para pelaku industri kembali memfokuskan perhatian mereka pada kota crypto di Timur Tengah ini. Uni Emirat Arab sebagai salah satu negara yang paling ramah terhadap cryptocurrency di dunia, telah menempuh jalan unik dalam mengadopsi aset digital dan teknologi blockchain.

Uni Emirat Arab terletak di Teluk Arab dan telah lama menjadi pusat inovasi dan kemakmuran. Selain garis langit kota yang ikonik, negara ini juga memfokuskan pada perkembangan masa depan keuangan. Berbeda dengan beberapa negara yang mengambil sikap hati-hati atau berjuang untuk menghadapi regulasi enkripsi, regulasi enkripsi Uni Emirat Arab menunjukkan sikap yang positif terhadap aset digital ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Uni Emirat Arab terus mendorong langkah-langkah maju, menunjukkan niatnya untuk memimpin adopsi teknologi blockchain dan aset digital. Langkah-langkah ini mencakup berbagai bidang, mulai dari adopsi enkripsi oleh pemerintah hingga proyek ambisius yang bertujuan untuk mendorong negara memasuki era blockchain.

Salah satu faktor kunci dalam menciptakan lingkungan yang ramah enkripsi di Uni Emirat Arab adalah peran aktif yang dimainkan oleh lembaga pemerintah dan badan pengatur. Di antaranya, Otoritas Jasa Keuangan Dubai (DFSA) telah berperan sangat penting dalam mengembangkan ekosistem yang mendorong adopsi dan pengembangan aset digital dan teknologi blockchain.

DFSA sebagai regulator Dubai International Financial Centre (DIFC) telah berada di garis depan revolusi enkripsi. Pada September 2021, DFSA meluncurkan pedoman regulasi terkait token investasi, mengambil langkah penting untuk menciptakan kerangka kerja yang menguntungkan bagi aset digital yang diakui. Dengan reformasi regulasi komprehensif yang mulai berlaku pada 1 November 2022, terutama yang berkaitan dengan aset digital yang diakui, DFSA lebih lanjut menunjukkan komitmennya untuk memberikan transparansi dan struktur bagi industri enkripsi. Kerangka kerja yang kuat ini menjelaskan secara rinci kategori aset digital dan kode etik yang harus diikuti oleh perusahaan yang menangani token ini.

Otoritas regulasi utama di UEA, seperti Otoritas Jasa Keuangan Dubai dan Otoritas Sekuritas dan Komoditas, telah memainkan peran penting dalam merumuskan regulasi aset digital. Mereka memberikan panduan yang jelas bagi perusahaan dan investor, menciptakan lingkungan yang mendukung untuk kegiatan terkait enkripsi. Sambil mendorong inovasi blockchain dan aset digital, UEA juga menerapkan langkah-langkah ketat anti pencucian uang dan pendanaan terorisme, selaras dengan standar internasional, menunjukkan kemampuan untuk menyeimbangkan inovasi dan kepatuhan.

Dubai telah diposisikan sebagai pusat inovasi enkripsi global, acara besar yang baru-baru ini diadakan bertujuan untuk mengumpulkan industri Web3 global, menyediakan platform interaksi dan komunikasi bagi pengusaha, investor, pengembang, profesional industri, dan media global, termasuk berbagai kegiatan independen seperti pertemuan, seminar, hackathon, makan malam, dan pesta.

Dalam hal regulasi dan inisiatif cryptocurrency, Uni Emirat Arab, yang berpusat di Dubai, telah menonjol di panggung global. Pendekatannya yang bertahap terhadap regulasi cryptocurrency dan adopsi teknologi blockchain menjadikannya pemimpin di bidang kripto. Otoritas Regulasi Aset Virtual (VARA) didirikan pada Maret 2022, dengan misi untuk mengawasi dan mengembangkan ekosistem Web3 Dubai. Pada Februari 2023, VARA mengumumkan pedoman regulasi komprehensif yang dirancang khusus untuk penyedia layanan aset virtual, termasuk empat buku pedoman aturan wajib, tujuh buku pedoman aturan aktivitas spesifik yang menggambarkan protokol operasi VASP, serta buku pedoman aturan penerbitan aset virtual.

CEO Otoritas Regulasi Aset Digital Dubai baru-baru ini menyatakan dalam sebuah acara blockchain bahwa lembaga tersebut sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk membuat sistem regulasi sesuai untuk semua peserta. Salah satu fokusnya adalah mencari cara untuk mengurangi biaya kepatuhan bagi entitas enkripsi kecil, termasuk mempertimbangkan untuk memungkinkan peserta pasar yang lebih besar untuk mengelola peserta pasar yang lebih kecil.

Ekosistem enkripsi di Dubai saat ini memiliki hampir 2.000 perusahaan Web3 atau enkripsi, dan regulator menekankan pentingnya untuk tidak mengganggu ekosistem yang ada melalui langkah-langkah regulasi. VARA mengadopsi pendekatan regulasi yang inklusif, menekankan "ini bukan regulasi yang eksklusif, siapa pun dapat berpartisipasi di dalamnya."

Kepastian regulasi memainkan peran kunci dalam menarik investasi dan memfasilitasi perkembangan organisasi. Meskipun kerangka regulasi mungkin memiliki tantangan, pada akhirnya mereka membantu kematangan industri dan mendorong perencanaan jangka panjang perusahaan, membuka jalan bagi masa depan aset digital di Dubai dan seluruh UEA.