Pemikiran Risiko Hukum bagi Praktisi Web3

Bekerja di bidang cryptocurrency dan blockchain tampaknya memiliki daya tarik yang unik, banyak orang yang begitu memasuki industri ini tidak ingin kembali ke bidang tradisional. Dibandingkan dengan pekerjaan tradisional, posisi terkait Web3 biasanya menawarkan gaji yang lebih tinggi dan banyak menggunakan mode kerja jarak jauh, tanpa perlu melakukan absensi setiap hari. Bagi karyawan, kondisi kerja yang tinggi gaji dan bebas ini tentu sangat menarik.

Namun, setelah memasuki lingkaran ini, banyak orang akan meragukan legalitas konten pekerjaan mereka di dalam negeri. Oleh karena itu, banyak praktisi Web3 yang berbincang tentang dinamika industri secara online, tetapi dalam kehidupan nyata mereka sangat berhati-hati tentang profesi mereka.

Beberapa praktisi akan langsung berkonsultasi dengan pengacara, menanyakan apakah pekerjaan mereka memiliki risiko hukum. Pertanyaan mereka biasanya adalah: jika saat ini tidak ada peraturan hukum yang jelas yang menyatakan bahwa tindakan tertentu merupakan kejahatan, apakah melakukan pekerjaan terkait tidak akan menjadi masalah?

Pemikiran ini sebenarnya memiliki beberapa kesalahan. Meskipun hukum memiliki stabilitas, namun karena itu, hukum cenderung lambat dalam menghadapi masalah sosial baru yang muncul. Contohnya, koleksi digital NFT, meskipun industri ini telah berkembang di dalam negeri selama bertahun-tahun, hingga kini masih kurang peraturan hukum yang jelas. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah ada beberapa kasus kriminal terkait.

Oleh karena itu, ketidakadaan peraturan hukum yang jelas di suatu bidang tidak berarti bahwa bisnis terkait tidak memiliki risiko hukum. Untuk menilai apakah suatu tindakan memenuhi syarat sebagai kejahatan, hukum pidana biasanya melihat inti dari fenomena. Sebagai contoh, jika bisnis kontrak berjangka di suatu bursa dianggap sebagai perjudian, kuncinya terletak pada model bisnis spesifik yang meningkatkan spekulasi dalam perdagangan, serta adanya tindakan yang bertaruh melawan pengguna.

Untuk proyek Web3 atau praktisi, saat mengevaluasi risiko hukum, perlu menganalisis masalah secara spesifik. Dalam bidang hukum yang kosong, penilaian tentang bersalah atau tidak bersalah seringkali tidak hitam-putih.

Para profesional Web3 saat berkonsultasi dengan pengacara harus jelas tentang tujuan mereka. Apakah mereka hanya mempertanyakan peraturan yang ada, atau mereka ingin memahami batas risiko kriminal dari perilaku terkait? Memahami ukuran dan cakupan penegakan hukum terhadap perilaku terkait, serta perilaku mana yang berisiko lebih tinggi dalam praktik, dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijak.

Mengingat adanya pembatasan kebijakan domestik, beberapa bisnis Web3 memang menyentuh garis merah, seperti penerbitan token, perjudian, dan skema piramida, dll. Namun, ini tidak berarti bahwa semua proyek Web3 tidak legal. Penting bagi para pelaku industri untuk sepenuhnya memahami risikonya yang sesuai dan batasan-batasan yang ada, serta memprediksi kemungkinan hasil terburuk. Berdasarkan hal ini, mereka dapat membuat keputusan yang paling menguntungkan bagi diri mereka sendiri. Hanya dengan cara ini, mereka dapat menghindari penyesalan dan kekecewaan di masa depan.