
Edge node adalah perangkat komputasi yang ditempatkan dekat dengan sumber data dan pengguna dalam arsitektur jaringan terdistribusi, yang mampu memproses data langsung di tepi jaringan. Hal ini mengurangi beban server pusat dan mempercepat waktu respons. Dalam jaringan blockchain, edge node umumnya bertugas menerima permintaan transaksi, memvalidasi keabsahan transaksi, serta menyiarkan transaksi ke jaringan utama—berperan sebagai penghubung antara pengguna dan jaringan utama. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan skalabilitas dan efisiensi sistem blockchain, tetapi juga memperkuat ketahanan jaringan dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Konsep edge node berasal dari ide Edge Computing yang mulai berkembang pada akhir 1990-an, namun baru benar-benar berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan maraknya perangkat Internet of Things (IoT), perluasan jaringan 5G, serta meningkatnya kebutuhan pemrosesan waktu nyata. Ketika model cloud computing tradisional menghadapi tantangan latensi jaringan dan tekanan bandwidth, pendistribusian daya komputasi ke tepi jaringan menjadi solusi efektif.
Di bidang blockchain, edge node berevolusi sebagai solusi ringan untuk mengatasi masalah kemacetan di jaringan utama—seperti Ethereum yang mengalami biaya gas tinggi dan waktu konfirmasi lambat saat terjadi lonjakan transaksi—dengan tujuan mengurangi beban pada jaringan utama dan mengoptimalkan pengalaman interaksi pengguna.
Mekanisme kerja edge node pada jaringan blockchain tercermin dalam beberapa aspek utama berikut:
Prapemrosesan data: Edge node menerima permintaan transaksi dari pengguna, melakukan validasi format awal dan pemeriksaan tanda tangan, serta menyaring transaksi yang jelas tidak valid untuk mengurangi beban jaringan utama.
Caching dan akselerasi: Edge node dapat menyimpan sebagian data blockchain dan status, sehingga dapat merespons permintaan pengguna secara cepat tanpa harus selalu mengakses jaringan utama.
Penyeimbangan beban: Dengan mendistribusikan permintaan pengguna, jaringan edge node dapat menyeimbangkan beban sistem dan mencegah kemacetan performa pada node inti.
Perantara validasi: Pada arsitektur blockchain tertentu, edge node dapat berperan sebagai validator ringan yang ikut serta dalam sebagian proses konsensus, meskipun biasanya tidak terlibat langsung dalam pembentukan blok akhir.
Jembatan lintas rantai: Dalam ekosistem multi-chain, edge node sering digunakan untuk memfasilitasi transfer aset dan data antar jaringan blockchain yang berbeda, berperan sebagai lapisan interoperabilitas.
Meskipun edge node membawa banyak keunggulan bagi jaringan blockchain, teknologi ini juga dihadapkan pada berbagai risiko dan tantangan:
Kerentanan keamanan: Edge node umumnya memiliki tingkat keamanan lebih rendah dibanding full node, sehingga rentan menjadi target serangan. Jika edge node dikendalikan oleh penyerang, dapat terjadi manipulasi data atau serangan "man-in-the-middle".
Risiko sentralisasi: Jika sebagian besar pengguna bergantung pada sedikit layanan edge node, hal ini dapat menyebabkan sentralisasi de facto pada sistem blockchain dan bertentangan dengan prinsip desentralisasi.
Sinkronisasi data: Sinkronisasi data antara edge node dan jaringan utama bisa mengalami keterlambatan, sehingga informasi yang diterima pengguna bisa tidak sesuai dengan status blockchain yang sebenarnya.
Keterbatasan sumber daya: Node edge umumnya memiliki daya komputasi, kapasitas penyimpanan, dan bandwidth terbatas, sehingga sulit menangani beban tinggi atau tugas komputasi kompleks.
Kepatuhan regulasi: Edge node yang beroperasi di berbagai yurisdiksi dapat menghadapi persyaratan hukum dan regulasi yang berbeda-beda, sehingga menambah kompleksitas kepatuhan.
Teknologi edge node masih berada pada tahap pengembangan, dan industri membutuhkan protokol serta mekanisme keamanan yang lebih terstandarisasi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Edge node adalah tonggak penting dalam evolusi teknologi blockchain menuju efisiensi dan skalabilitas yang lebih tinggi. Dengan mendistribusikan kemampuan pemrosesan ke tepi jaringan, edge node tidak hanya meningkatkan performa dan pengalaman pengguna sistem blockchain, tetapi juga membangun fondasi bagi adopsi aplikasi terdesentralisasi secara luas. Seiring teknologi seperti IoT dan kecerdasan buatan semakin terintegrasi dengan blockchain, edge node akan berperan semakin besar dalam infrastruktur ekonomi digital masa depan, terutama untuk skenario berlatensi rendah dan throughput tinggi, seperti sistem pembayaran, pelacakan rantai pasok, dan aplikasi metaverse.
Bagikan


