

Pada titik kritis ini, pasar derivatif kripto memperlihatkan dinamika kompleks, dengan futures open interest dan funding rates yang menggambarkan perubahan sentimen pasar. Berdasarkan data terbaru, total futures open interest di bursa utama mencapai $88,7 miliar, sementara open interest Bitcoin perpetual futures tidak pernah menembus 310.000 BTC sejak gelombang likuidasi pada Oktober. Divergensi ini mempertegas kehati-hatian pelaku pasar dalam menambah leverage.
| Metode | Status Terkini | Implikasi Pasar |
|---|---|---|
| Total Futures Open Interest | $88,7 miliar | Tetap tinggi namun mulai stabil |
| Bitcoin Perpetual Futures | Di bawah 310K BTC | Eksposur leverage menurun |
| Funding Rates | Variatif di berbagai bursa | Sinyal arah bertentangan |
Pola funding rate juga memperlihatkan fragmentasi sentimen yang jelas. Bursa-bursa utama menunjukkan funding rates bearish, mengindikasikan posisi long membayar short untuk tetap bertahan, yang menjadi indikator skeptisisme pasar. Di waktu bersamaan, sejumlah altcoin mencatat funding rates positif—menandakan adanya posisi bullish selektif pada aset digital tertentu. Struktur pasar yang terbelah ini menunjukkan bahwa kepercayaan institusional masih terbatas, namun peluang tetap terbuka lewat pemilihan aset yang tepat. Level leverage yang tinggi dipadukan dengan pemulihan open interest yang lambat membuat pelaku pasar tetap defensif di tengah lonjakan volatilitas yang terjadi sesekali.
PI Long-Short Ratio di angka 1,01 menjadi studi menarik dalam membaca sentimen pasar, memperlihatkan posisi trader yang seimbang namun tetap optimis. Indikator ini, yang membandingkan posisi long dan short di platform derivatif utama, menunjukkan trader masih memiliki kepercayaan bullish meski ada kekhawatiran terhadap kekuatan fundamental.
| Indikator Pasar | Angka Terkini | Interpretasi |
|---|---|---|
| Long-Short Ratio | 1,01 | Kecenderungan bullish tipis |
| Posisi Harga | $0,20399 | Di bawah rekor tertinggi |
| Market Cap | $2,62M | Valuasi mapan |
Dari hasil analisis teknikal, perilaku harga PI justru berlawanan dengan sinyal optimis rasio tersebut. Sepanjang setahun terakhir, kripto ini telah terkoreksi 87,99%, dengan harga saat ini $0,20399 dari level tertinggi $3. Ketidaksesuaian antara sentimen dan fundamental inilah yang membuat analis cenderung berhati-hati terhadap potensi kenaikan harga signifikan.
Analisis struktur pasar terbaru mengindikasikan kemungkinan pemulihan harga ke $1, meski pergerakan tersebut harus dikonfirmasi dengan breakout di atas level resistensi yang sudah terbentuk. Angka 1,01 lebih merefleksikan psikologi trader daripada perbaikan fundamental. Para pelaku pasar tampak menargetkan peluang naik, namun menyadari dinamika pasokan dan perkembangan ekosistem belum mendukung lonjakan harga agresif dalam waktu dekat. Ini mencerminkan optimisme yang waspada—trader berharap pulih, namun tetap realistis menghadapi tantangan yang ada.
Lanskap derivatif kripto 2025 memperlihatkan tingkat kerapuhan tersembunyi yang mencemaskan, di mana lonjakan open interest justru menutupi kelemahan struktural yang signifikan. Pada pertengahan Oktober, sekitar $20 miliar nilai pasar menguap dalam 24 jam—menjadi peristiwa likuidasi terbesar dalam sejarah kripto. Deleveraging masif ini membuktikan bahwa pasar perpetual futures mengandung rasio leverage sangat tinggi dibandingkan kapitalisasinya.
| Indikator Pasar | Data Oktober 2025 |
|---|---|
| Total Nilai Pasar yang Dilikuidasi | $20 miliar |
| Likuidasi Perpetual Futures | $316 juta |
| Likuidasi Hyperliquid | $12,8 miliar |
| Open Interest Hyperliquid Sebelumnya | $13,8 miliar |
Rangkaian likuidasi ini menyingkap kelemahan sistemik utama seperti produk ETF 3x dan 5x yang over-leverage tanpa circuit breaker memadai, eksploitasi manajemen agunan, dan mekanisme perlindungan harga yang belum optimal. Indikator funding rates dan open interest menjadi penanda utama tekanan pasar; funding rates positif yang tinggi menandakan posisi leverage ekstrem di kalangan trader ritel. Jika indikator ini bertepatan dengan lonjakan volatilitas tiba-tiba, deleveraging paksa memicu likuidasi beruntun dan mengguncang segmen pasar, menegaskan bahwa infrastruktur saat ini belum siap mengelola volatilitas berskala besar.











